Kondisi lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan kenyamanan tempat tinggal. Lingkungan yang bersih, sehat, serta terawat akan berdampak baik terhadap ekosistem di sekitarnya. Melihat urgensi akan isu lingkungan terutama di Unpad dan Jatinangor, BEM Kema Unpad melalui Departemen Lingkungan Hidup berinisiatif menggaungkan isu lingkungan hidup melalui akun instagram Unpad Hejo.
Bertujuan untuk meningkatkan kepekaan khususnya mahasiswa Unpad, memberikan edukasi dan berita seputar lingkungan hidup, Unpad Hejo merupakan akun instagram. Program kerja ini terbilang masih muda karena baru dibentuk pada kepengurusan BEM Kema Unpad periode 2020.
“Beberapa urgensi mengenai lingkungan yang menjadi fokus BEM Kema Unpad dalam menginisiasi hadirnya Unpad Hejo, salah satunya adalah rendahnya kesadaran Kema Unpad terhadap isu-isu lingkungan,” terang Penanggung Jawab Unpad Hejo, Kelsha.
Dengan hadirnya Unpad Hejo, harapannya Kema Unpad memiliki sebuah media yang dapat menyampaikan secara langsung apa saja yang sedang terjadi di lingkungan kampus dan Jatinangor. Di samping itu, belum adanya akun serupa menjadi motivasi BEM Kema Unpad dalam meluncurkan Unpad Hejo.
Menurut Angga Argun yang juga penanggung jawab Unpad Hejo, ada sejumlah isu lingkungan di Unpad dan sekitarnya yang belum banyak diketahui oleh Kema Unpad. Salah satu di antaranya adalah tempat pembuangan sampah di daerah Ciparanje yang mencemari tanah serta menimbulkan bau tidak sedap.
Pemisahan jenis sampah dari setiap fakultas Salah satu penyebabnya adalah sampah yang berasal dari setiap fakultas seharusnya dipisahkan berdasarkan jenisnya, yaitu organik dan non-organik namun ketika diangkut oleh truk menuju tempat pembuangan di Ciparanje, sampah malah disatukan dan tidak dibedakan lagi berdasarkan jenisnya.
Selain itu, tempat sampah yang seharusnya berada di titik-titik tertentu di Kampus Unpad kerap kali tidak berada pada tempatnya. Diduga tempat sampah tersebut diambil secara sengaja oleh warga yang tinggal di sekitar kampus sehingga jumlahnya berkurang. Padahal, diakui oleh Angga yang merupakan salah satu tim Unpad Hejo, Kampus Unpad Jatinangor sebetulnya tidak akan kekurangan tempat sampah jika hal tersebut tidak terjadi.
Berfokus pada penyediaan konten informatif dan edukatif lewat akun instagram, Unpad Hejo memiliki sejumlah program. Pertama, tentunya propaganda melalui konten yang bertujuan meningkatkan kepekaan Kema Unpad serta masyarakat luas. Konten dapat berupa unggahan foto, video, dan podcast. Kedua, Unpad Hejo pada tahun keduanya ini untuk pertama kalinya mengadakan kompetisi berkaitan dengan lingkungan hidup bertajuk “Unpad Green Competition”. Lomba ini akan dilaksanakan sekitar bulan September atau Oktober dengan sasaran peserta Kema Unpad. Beberapa mata lomba yang akan dilombakan yaitu fotografi, esai, serta lomba lainnya.
Permasalahan lingkungan terus menjadi sesuatu yang harus segera ditangani. Bahkan di lingkungan kampus Unpad pun masih ditemukan banyak mahasiswa yang menggunakan kantong plastik sekali pakai dengan alasan kepraktisan, padahal hal tersebut dapat diminimalisir. Jika semua mahasiswa memiliki pola pikir demikian, akan banyak sampah yang dihasilkan, belum lagi jika digabung dengan sampah jenis lain. Sudah tentu jika kita berbicara mengenai lingkungan pada skala yang lebih besar, banyak hal lain yang akan mengikuti isu tersebut di luar isu itu sendiri, salah satunya adalah regulasi pemerintah.
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan guna menjaga lingkungan dan menjadikannya lebih baik lagi. Tentunya pertama-tama dimulai dari diri sendiri. Penting bagi setiap individu mengetahui dan peka terhadap keadaan di sekitar lingkungan, dampaknya terhadap kehidupan, serta tindakan apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir dampaknya. Contoh kecil yang disarankan oleh Tim Unpad Hejo adalah dengan membuat orang lain merasa tergerak tanpa harus menggunakan kata-kata. Melalui tindakan tersebut, diharapkan orang sekitar merasa terpacu untuk ikut menjaga lingkungan tanpa merasa seperti dinasehati.
“Ayo kita lebih peduli lagi terhadap lingkungan, masalah lingkungan itu nyata, dampaknya pun nyata. Jangan menunggu bumi rusak, jika bumi rusak mau kemana lagi?” tukas Angga.
Reporter: Helfrida Mahendraputri
Editor: Hatta Muarabagja