Jatinangor, Warta Kema- Program studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran melaksanakan campus tour 2022 pada Senin (23/5) mulai pukul 07.00 WIB. Acara dilaksanakan secara luring di kawasan Fakultas Ilmu Komunikasi.
Pada salah satu rangkaian kegiatan tur kampus yang diikuti oleh mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 ini menggelar aksi flashmob di depan gedung dekanat. Alih-alih menampilkan flashmob energik khas modern dance, Prodi Jurnalistik tampil berbeda dengan menggunakan bahasa isyarat diiringi lagu mars Himpunan Mahasiswa Jurnalistik (HMJ).
Melalui gerakan ujung jempol dan ujung telunjuk menyentuh telapak tangan kiri layaknya sedang menulis, salah satu dosen Prodi Jurnalistik Herlina Agustin memandu jalannya flashmob. Aksi flashmob berlangsung pada pukul 09.21 WIB berjalan kondusif dan meriah. Para dosen dan peserta tur kampus kompak menampilkan flash mob dengan koreografi American Sign Language (ASL).
“Bagus, di luar dugaan saya sih. Kalian (peserta campur tour) kompak sekali,” tutur Herlina pada Kamis (26/5).
Penggunaan ASL sebagai gerakan flashmob dipilih karena lagu mars HMJ merupakan saduran dari lagu berbahasa Inggris berjudul “When the Saints Go Marching In”. Lagu tersebut dikeluarkan di Amerika Serikat sehingga lebih tepat jika penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa isyarat menggunakan ASL.
Herlina bercerita pada Warta Kema terkait proses penerjemahan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama, terutama pada kata “jurnalistik” pada mars HMJ yang berasal dari kata “saint” pada lagu aslinya. Hingga akhirnya, ia menemukan terjemahan yang tepat dari kata “jurnalistik” dalam sebuah situs web bahasa isyarat bernama “The Daily Moth” milik seorang wartawan tuli Alex Abenchuchan. Dalam situsnya, kata “jurnalistik” atau “press” diisyaratkan dengan gerakan menulis.
Kegiatan flashmob bahasa isyarat pada acara tur kampus merupakan usulan Ketua Program Studi Jurnalistik Pandan Yudhapramesti. Tujuannya untuk memperlihatkan kesiapan program studi dalam menerima disabilitas.
“Mungkin, prodi punya rencana untuk menunjukkan pada orang lain bahwa kita sudah siap menerima disabilitas. Bahwa kita sudah siap untuk inklusi,” ujar Herlina.
Inklusifitas di Fikom tidak hanya ditunjukkan melalui bahasa isyarat saja. Nantinya, Fikom berencana menyiapkan alat untuk memudahkan teman-teman disabilitas fisik (dengan kursi roda) menaiki tangga.
“Nanti kita (Fikom) siapkan satu alat yang rodanya semacam (roda) tank baja untuk membantu teman-teman disabilitas naik tangga. Jadi, meskipun kita belum bisa membangun (gedung atau fasilitas) yang bagus, tapi kita akan siapkan alat-alat supaya mereka bisa mandiri naik-turun tangga,” ungkap Herlina.
Penulis: Khansa Nisrina P
Editor: Alya Fathinah
Foto: Tim Dokumentasi Panitia Campus Tour