Potret tiga pasang capres-cawapres setelah mendapat nomor undian di KPU RI, Jakarta (Sumber: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jatinangor, Warta Kema – Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024, kurang lebih tiga bulan lagi masyarakat Indonesia memilih pemimpin negara untuk lima tahun ke depan. Tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bahkan, pengundian nomor urut capres-cawapres sudah dilakukan pada Selasa (14/11).
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung Koalisi Perubahan mendapat nomor urut 1. Kemudian, nomor urut 2 ditetapkan untuk pasangan capres-cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Terakhir, nomor urut 3 diberikan kepada pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pemilu 2024 menjadi topik yang menarik dibahas, terutama bagi mahasiswa yang pertama kali menggunakan hak pilihnya. Warta Kema pun berkesempatan mewawancarai beberapa mahasiswa baru Unpad yang menjadi pemilih pemula.
“Jujur karena first time mungkin lebih ke excited tapi nervous dikit gitu sih,” kata Shafira Aulia Andryastari, mahasiswi Fakultas Kedokteran ketika ditanya perasaannya menjelang Pemilu 2024.
Meskipun, pertama kali memilih, tetapi jawaban mahasiswa terkait keikutsertaan mencoblos di hari H beragam. Sebagian mahasiswa yang kami wawancarai akan menggunakan hak pilihnya. Namun, ada juga mahasiswa yang memilih untuk golput.
“Karena bagaimanapun juga aku punya hak untuk memilih dan aku gak mau hak itu sia-sia. Aku juga tau meskipun kecil, satu suara itu bisa berpengaruh besar buat kedepannya. Apalagi ini menyangkut kepentingan besar juga,” ungkap mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi, Nadya Putri Hapsari (18).
Salah satu mahasiswa mengungkapkan alasan golput, “aku merasa belum cocok nih dengan ketiga calonnya. Ketiga calon ini sama-sama punya kekurangan yang menurut aku itu sangat tidak bisa ditoleransi, namun tidak bisa aku jelaskan lebih mendetail. Cuma menurutku penting juga bagi aku untuk golput, karena ini sebagai kritik bagi partai-partai tersebut untuk tahu kalau andaikata persentase golputnya besar. Jadi di Pemilu selanjutnya mereka akan berusaha untuk menyiapkan calon yang jauh lebih baik lagi atau mengubah visi-misi mereka agar bisa lebih populis dan juga jauh lebih menguntungkan masyarakat yang minoritas misalnya.”
Terlepas dari partisipasi mencoblos maupun golput, para mahasiswa memilih untuk mengamati terlebih dahulu perkembangan dari setiap pasangan capres-cawapres karena tidak ingin tergesa-gesa mengambil keputusan. Sebagian besar mahasiswa juga menunggu ketiga pasangan capres-cawapres dipertemukan dalam satu acara kemudian beradu argumen mengenai visi dan misi.
Tak hanya itu, saat ini informasi tentang Pemilu di media massa maupun media sosial sangat masif. Maka dari itu, mahasiswa harus kritis agar terhindar dari hoaks.
“Aku cukup mengikuti isu Pilpres karena aku follow beberapa media berita, seperti CNN dan juga di TikTok banyak fyp yang lewat. Aku melihat kira-kira portal berita mana sih yang sebenarnya sudah bertahan dari tahun yang cukup lama dan juga misalnya di Instagram dia sudah mendapatkan centang biru karena kayak yang itu membuktikan mereka sudah terverifikasi gitu loh. Jadi kayak yang itu membantu aku untuk menyaring berita hoax dan juga enggak. Tapi menurut aku itu kembali lagi ke orangnya gitu loh, sekalipun portal berita besar mereka akan cenderung untuk bias juga pada akhirnya. Jadi aku akan tetap untuk melakukan research lagi sih dan melihat berbagai macam sudut pandang,” ucap Raju (bukan nama sebenarnya), mahasiswa Fakultas Psikologi yang kini berusia 18 tahun.
Sama halnya dengan Raju, Bayu (bukan nama sebenarnya) yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik justru memanfaatkan relasinya untuk berdiskusi tentang Pemilu 2024.
“Jikalau aku masih ragu terkait itu biasanya aku sering konsultasi ke dosen matkul dasar-dasar ilmu sosial ataupun dasar-dasar ilmu politik dan juga konsultasi ke teman-teman aku yang paham seputar isu sosial dan politik,” kata Bayu.
Para mahasiswa serta masyarakat tentu saja berharap siapapun yang terpilih nantinya bisa menjalankan tugas dengan baik dan benar. Sehingga masyarakat bisa hidup lebih sejahtera dan pembangunan dilakukan dengan adil dan merata.
Reporter: Alyana Paramananda
Editor: Alya Fathinah