Pandemi yang melanda tidak serta merta menghentikan langkah mahasiswa untuk berbagi dan mengabdi kepada masyarakat. Salah satu aksi nyatanya dilakukan BEM Fikom Unpad lewat program Sekolah Rakyat.
Sekolah Rakyat adalah salah satu program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat, BEM Fikom Unpad yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia siswa-siswi SMA dan sederajat di Kabupaten Sumedang.
“Adanya Sekolah Rakyat ini juga bertujuan untuk mewadahi mahasiswa Fikom Unpad agar bisa menyalurkan keilmuan yang dimiliki dan memberi kesempatan untuk dapat berkontribusi di masyarakat,” ujar Yasmine Octa, Project Officer Sekolah Rakyat.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi dari tujuh sekolah yang ada di Kabupaten Sumedang dan sekitarnya, yakni SMAN Jatinangor, SMAN 1 Sumedang, SMAN 2 Sumedang, SMAN 3 Sumedang, SMAN Tanjungsari, SMA Pasundan Tanjungsari, dan SMK Pasundan Tanjungsari.
Para siswa dibagi ke dalam empat kelas yang didampingi oleh dua orang mentor. Rangkaian kegiatan diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dalam empat pertemuan. Materi yang diajarkan yaitu keterampilan di luar pelajaran sekolah seperti soft skill dan hard skill.
“Ada empat materi, yaitu personal branding, public speaking, critical and analytical thinking, serta leadership and social influence. Tidak hanya melalui pematerian, ada juga rangkaian talkshow interaktif yang judulnya ‘Bincang Pulang Sekolah: Burn Your Study Spirit Without Burnout’. Selain itu, kita juga melaksanakan berbagai sesi interaktif di instagram seperti tanya jawab seputar dunia perkuliahan,” ungkap Yasmine.
Yasmine berkata waktu untuk persiapan pelaksanan kegiatan terbilang singkat sehingga mereka harus mengebut. Pada pertengahan Maret, Ia dan rekan-rekannya melakukan asesmen ke berbagai sekolah di Kabupaten Sumedang untuk mengetahui kebutuhan para siswa. Pada akhir April, dilakukan rekrutmen staf dan kemudian dilanjutkan dengan persiapan acara hingga pelaksanaannya pada Juli ini.
“Dalam proses persiapannya, kami melakukan pencerdasan dan sharing community yang dilakukan bersama para ahli sesuai bidang keilmuannya untuk membantu divisi penkom menyusun kurikulum agar lebih kredibel, sekaligus untuk melatih para mentor,” jelas Yasmine.
Karena waktu persiapn yang singkat, Yasmine mengaku ia dan panitia mengalami sejumlah kesulitan dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Salah satunya adalah usaha menarik para peserta untuk berpartisipasi dalam Sekolah Rakyat mengingat program ini sendiri baru pertama kali diselenggarakan tahun ini, ditambah lagi mesti bergulir di tengah kondisi pandemi.
Menurut Yasmine, kesulitan yang dialami terbayarkan dengan antusiasme sambutan baik dari para siswa dalam menjalani kegiatan meskipun kadang ada beberapa yang mengalami kendala seperti sinyal, keterbatasan perangkat, ataupun kesehatan.
Para siswa yang mengikuti rangkaian Sekolah Rakyat nantinya akan mendapatkan ijazah, memories book, file pematerian, dan feedback dari para mentor.
Yasmine berharap dengan mengikuti Sekolah Rakyat, para siswa dari bisa lebih mengenal dirinya sendiri sehingga mampu mengembangkan potensi diri yang sebenarnya mereka miliki. Sekolah Rakyat juga diharapkan bisa menjadi ajang menyerap pengalaman bagi para mahasiswa Fikom Unpad dalam mengabdi kepada masyarakat, terutama di bidang pendidikan.
Reporter: Alya Fathinah
Editor: Hatta Muarabagja