
Warta Kema —The main job as a leader is to make the surrounding environment comfortable”
Kutipan sederhana dari Ammar ini mencerminkan pelajaran terbesarnya selama mengikuti AIESEC Future Leaders, bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kemampuan membuat orang lain merasa aman untuk berkembang bersama.
Sebagai mahasiswa Manajamen Universitas Padjadjaran, Ibrahim Ammar Wilka yang akrab dipanggil Ammar, awalnya tidak menyangka bahwa program ini akan mengubah cara pandangnya terhadap kepemimpinan. Berawal dari rasa penasaran setelah mendengar cerita kakak tingkatnya, ia memutuskan untuk bergabung program AIESEC Future Leaders (AFL) Winter Peak 2025, langkah menuju pintu bernama kepemimpinan.
Selama mengikuti AFL, Ammar selalu berbagai pengalaman yang tidak hanya mengasah kemampuan kepemimpinannya, tetapi juga membuka cara pandangnya terhadap kolaborasi dan empati. Ia belajar langsung mengenai dasar-dasar kepemimpinan, public speaking, hingga melakukan company visit ke Pluang yang memberinya wawasan tentang dunia profesional.
Namun, momen paling berkesan baginya adalah sesi pitch deck, ketika ia dan timnya harus bekerja dari nol untuk menyiapkan ide dan presentasi. Meski sebagian besar anggota belum pernah membuat pitch deck sebelumnya, mereka justru menjadikannya kesempatan untuk tumbuh bersama. “Di situ aku benar-benar belajar tentang teamwork dan kepercayaan diri”, ujar Ammar.
Tidak Selalu Berjalan Mulus
Walaupun penuh pengalaman seru, perjalanan Ammar di AFL tidak selalu mudah. Tantangan datang ketika ia dan timnya harus mempersiapkan pitch deck dari nol. Bagi sebagian anggota, hal tersebut merupakan pengalaman pertama mereka membuat ide bisnis dan mempresentasikannya di depan juri.
Namun, alih-alih menyerah, Ammar dan tim justru menjadikan momen itu sebagai ruang belajar. Dengan bimbingan mentor dan kerja sama yang kuat, mereka mulai menyusun strategi, membagi tugas, dan saling memberi semangat. “Hal tersebut menjadi peluang bagi kami untuk berkembang dan menghadapi suatu tantangan karena setiap masalah pasti membawa peluang untuk berkembang” ujar Ammar. Dari tantangan ini Ammar memahami makna kolaborasi, empati, dan keberanian mengambil peran.
Saat Cara Pandang Tentang Kepemimpinan Berubah
Salah satu momen yang paling berkesan bagi Ammar adalah sesi diskusi bersama mentor dan timnya. Dari percakapan sederhana itu, ia menyadari bahwa menjadi pemimpin bukan soal tampil paling depan, melainkan tentang kerendahan hati untuk mendengarkan dan belajar dari berbagai perspektif. Ia juga memahami bahwa setiap fase, baik keberhasilan maupun kesulitan adalah bagian penting dari proses berkembang.
Bagi Ammar, AFL bukan sekadar program, melainkan wadah untuk mengenal diri dan menumbuhkan potensi kepemimpinan. Ia berharap lebih banyak mahasiswa berpartisipasi dalam program ini. “Dengan mengikuti program ini, kamu tidak hanya belajar jadi pemimpin, tapi juga belajar mengenal diri sendiri dan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tumbuh bersama” pesan Ammar untuk calon delegates.
Awaken the Elements: Temukan Gaya Kepemimpinanmu Sendiri
Pengalaman Ammar di AFL membuktikan bahwa setiap orang punya caranya sendiri untuk tumbuh sebagai pemimpin. Ada yang belajar melalui kolaborasi, ada yang menemukan keberaniannya di tengah tantangan. Nilai inilah yang kembali dihadirkan dalam AIESEC Future Leaders Winter Peak 2025 dengan tema “Awaken the Elements”. Di sini kamu diajak mengenali kekuatan unik dalam dirimu, entah kamu tenang sebagai air, semangat yang berkobar-kobar seperti api, atau seteguh tanah dalam menghadapi perubahan. Kepemimpinan tidak harus sama untuk semua orang, tapi tentang bagaimana kamu mengenal diri dan berani berkembang dari apa yang membentukmu.
Melalui rangkaian yang sudah disusun, peserta akan belajar memimpin diri sendiri dengan lebih adaptif, berkomunikasi dengan percaya diri, serta berpikir kritis dalam menghadapi berbagai situasi. Setiap sesi dirancang untuk membangun mindset bertumbuh, mulai dari mengelola perubahan, mengasah kemampuan presentasi, hingga berlatih diplomasi melalui Model United Nations (MUN). Di sinilah peserta tidak hanya belajar teori, tapi juga mempraktikannya dalam lingkungan yang kolaboratif dan suportif.
Pada akhirnya, AFL bukan sekadar program, tetapi sebuah perjalanan menemukan versi terbaik dari diri sendiri. Lewat setiap sesi, tantangan, dan refleksi, kamu akan belajar bahwa menjadi pemimpin berarti berani tumbuh bersama orang lain, dengan cara dan kekuatanmu sendiri. Silahkan kunjungi Instagram AIESEC in Unpad @leadin.jatinangor untuk informasi lebih lanjut terkait program AFL dan program AIESEC in Unpad lainnya.
Written by: Abigail Ghaissani Prafesa
