Aksi Kamisan Jatinangor (WARTA KEMA/Kris Meitha Paulina, Razan Jayaputra Partadinata)
Aksi Kamisan Jatinangor (WARTA KEMA/Kris Meitha Paulina, Razan Jayaputra Partadinata)
Aksi Kamisan Jatinangor (WARTA KEMA/Kris Meitha Paulina, Razan Jayaputra Partadinata)

 

Pada hari Kamis (26/06), Aksi Kamisan Jatinangor telah diselenggarakan di pelataran Galeri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Saung Budaya Sumedang (Sabusu). Tidak hanya mahasiswa Unpad, Kamisan ini turut dihadiri oleh masyarakat Jatinangor dan mahasiswa dari berbagai universitas.

Sebelumnya, Aksi Kamisan Jatinangor rutin dilaksanakan setiap pekan di Tugu Makalangan Unpad dengan tujuan menjaga keberlanjutan perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, Aksi Kamisan kali ini membawa tema cukup spesial karena bertujuan untuk menyuarakan keresahan langsung kepada kepala daerah yang tengah mengadakan retret di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 

Dengan tema “Tegakkan Hak Asasi, Lawan Upaya Sentralisasi,” berbagai kritik tajam terhadap penyelenggaraan retret oleh pemerintah pusat disuarakan oleh massa. Mereka secara lugas menyatakan bahwa kegiatan retret tersebut memakan biaya hingga belasan miliar rupiah, mengindikasikan adanya upaya sentralisasi kekuasaan. Danu, salah satu massa aksi, menegaskan bahwa perilaku foya-foya semacam ini sangat kontras dengan kondisi finansial negara dan kebutuhan rakyat, sehingga layak dikritisi secara keras.

“Retret ini kan diselenggarakannya di tengah efisiensi ya, yang memakan biaya sampai belasan miliar. Bayangin, kita bahkan di dunia pendidikan tuh, anggaran pendidikan banyak banget yang dipotong. Tapi, pemerintah leha-leha dengan foya-foya menghabiskan uang untuk retret. Itu yang kita kritisi,” ujar Danu.

Seiring dengan berjalannya orasi, fokus tuntutan pun turut melebar. Massa turut menyuarakan berbagai tuntutan krusial yang dinilai mendesak untuk diselesaikan. Seperti konflik agraria yang terjadi di berbagai daerah, penambangan ilegal di Raja Ampat, termasuk kritik terhadap perbaikan infrastruktur Jatinangor yang baru-baru ini dijalankan. 

Danu mencurigai bahwa perbaikan infrastruktur seperti pengaspalan jalan dan pemasangan lampu, bukanlah hasil ketulusan pemerintah daerah. Menurutnya, hal tersebut adalah upaya untuk menyambut acara retret kepala daerah. Kekecewaan massa semakin memuncak karena merasa keluhan bertahun-tahun sebelumnya diabaikan dan tidak didengar. 

“Ya, secara umum kita gak punya poin-poin tuntutan yang jelas, ya. Cuma ada tema besar tadi aja. Tapi, selama orasi tadi, banyak kawan-kawan yang menyuarakan juga masalah-masalah di Jatinangor, gitu. Bahkan memperhatikan ketika Jatinangor belakangan ini mulai banyak yang dibenahi, kayak jalannya dibenerin, dikasih lampu segala macem. Nah, tapi itu dirasa bukan hal yang tulus. (Perbaikan ini) dilakukan oleh pemerintah daerah di Sumedang ataupun Jatinangor karena, ya, itu dilakukan untuk menyambut retret-retret kepala daerah tadi untuk menyambut hajat negara ‘kan pada dasarnya. Selama ini ke mana aja, ketika kita udah bertahun-tahun menyuarakan, gak pernah ada jawaban apapun dari pemerintah,” papar Danu.

Aksi Kamisan kali ini tak luput diwarnai oleh berbagai dinamika dan hambatan. Salah satunya adalah pergeseran lokasi titik kumpul massa aksi yang semula di depan kampus IPDN menjadi di Sabusu. Perubahan ini disampaikan oleh Danu pada dini hari pelaksanaan aksi atas dasar pertimbangan mengenai aspek keamanan massa aksi. Tak hanya itu, sepanjang pelataran Sabusu dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Penjagaan ini sudah terlihat bahkan sebelum aksi dimulai.

“Bahkan ketika tadi, kalau teman-teman datang lebih dulu, ya. Sekitar jam 3 pas, itu ada sekitar 3-4 mobil polisi yang jaga disini, gitu,” ujar Danu. 

Danu menambahkan, penjagaan mulai berpencar setelah massa mulai berkumpul. Kemungkinan, hal ini dilakukan untuk memantau pergerakan massa. Ini menunjukkan adanya pengawasan ketat terhadap aksi demonstrasi.

“Terus, ketika udah mulai kumpul baru mereka mulai berpencar, sebagian dikurangi yang di sini,” tambah Danu.

Ketegangan juga sempat memuncak ketika terjadi perdebatan negosiasi antara massa aksi dengan pihak Direktorat Kemahasiswaan, Inu Isnaeni Sidiq. Hal ini terjadi saat massa berupaya untuk bergerak memulai long march yang melewati area depan gerbang kampus IPDN, lokasi retret kepala daerah. 

Massa menganggap long march tidak akan memicu bentrok dan menimbulkan kerusuhan karena aksi ini diselenggarakan secara damai untuk menjadi ruang publik dalam menyampaikan keresahan. Namun, Inu tetap menyarankan agar massa melakukan long march ke arah Unpad saja, tidak perlu ke arah gerbang IPDN.

Setelah serangkaian diskusi, akhirnya Inu memperbolehkan massa untuk melakukan perjalanan menuju IPDN, tetapi dengan satu syarat: tidak diperbolehkan membawa alat-alat propaganda, seperti spanduk dan poster.

Ironisnya, meskipun syarat telah dipenuhi dan izin didapatkan, pergerakan massa kembali tertahan tak jauh dari gerbang kampus IPDN. Aparat kepolisian secara tegas menahan, sehingga massa terpaksa harus kembali ke titik awal demonstrasi, Sabusu.

 

Penulis : Rofi Roudhiatin Dwi Andini

Editor : Alifia Pilar Alya Hasani, Fernaldhy Rossi Armanda

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

news-1312

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

mahjong ways 2

JUDI BOLA ONLINE

maujp

maujp

12021

12022

12023

12024

12025

12026

12027

12028

12029

12030

12031

12032

12033

12034

12035

20021

20022

20023

20024

20025

20026

20027

20028

20029

20030

20031

20032

20033

20034

20035

30021

30022

30023

30024

30025

30026

30027

30028

30029

30030

30031

30032

30033

30034

30035

80001

80002

80003

80004

80005

80006

80007

80008

80009

80010

80011

80012

80013

80014

80015

80016

80017

80018

80019

80020

80021

80022

80023

80024

80025

80026

80027

80028

80029

80030

9041

9042

9043

9044

9045

80031

80032

80033

80034

80035

80036

80037

80038

80039

80040

80041

80042

80043

80044

80045

11035

11036

11037

11038

11039

11040

11041

11042

11043

11044

30036

30037

30038

30039

30040

30041

30042

30043

30044

30045

80046

80047

80048

80049

80050

80051

80052

80053

80054

80055

80056

80057

80058

80059

80060

80061

80062

80063

80064

80065

12036

12037

12038

12039

12040

12041

12042

12043

12044

12045

12046

12047

12048

12049

12050

20036

20037

20038

20039

20040

20041

20042

20043

20044

20045

20046

20047

20048

20049

20050

30046

30047

30048

30049

30050

30051

30052

30053

30054

30055

30056

30057

30058

30059

30060

80066

80067

80068

80069

80070

80071

80072

80073

80074

80075

80076

80077

80078

80079

80080

80081

80082

80083

80084

80085

80086

80087

80088

80089

80090

80091

80092

80093

80094

80095

30081

30082

30083

30084

30085

30086

30087

30088

30089

30090

80096

80097

80098

80099

80100

80101

80102

80103

80104

80105

80106

80107

80108

80109

80110

80111

80112

80113

80114

80115

80116

80117

80118

80119

80120

80121

80122

80123

80124

80125

80126

80127

80128

80129

80130

80131

80132

80133

80134

80135

news-1312