
Warta Kema — Arab Fest merupakan acara dua tahunan Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Tahun ini menjadi penyelenggaraan yang ke-7, dengan membawa berbagai inovasi baru yang membedakannya dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak hanya menjadi panggung penyaluran minat dan bakat, Arab Fest kini juga diarahkan sebagai pijakan untuk memperkuat eksistensi serta masa depan Prodi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
Ketua Pelaksana Arab Fest 2025, Nasywa (Sastra Arab 2022), menjelaskan bahwa tujuan awal Arab Fest adalah menarik minat mahasiswa baru untuk bergabung dengan Sastra Arab. Seiring berjalannya waktu, fokus kegiatan berkembang menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan serta memperkuat pembelajaran mengenai sastra, budaya, dan bahasa Arab. Arab Fest juga diadakan secara bergiliran dengan acara besar lainnya seperti Festival Timur Tengah (FTT UI) dan Pekan Bahasa Arab UGM.
Persiapan acara tahun ini berlangsung cukup panjang. Nasywa mulai merancangnya sejak satu tahun lalu, dan panitia lain terlibat dalam proses selama kurang lebih sepuluh bulan. Struktur kepanitiaan Arab Fest mencakup mahasiswa dari angkatan 2022 hingga 2024, serta melibatkan mahasiswa baru sebagai volunteer untuk regenerasi kepanitiaan di masa mendatang. Selama tiga hari pelaksanaan, berbagai program unggulan dihadirkan. Lomba formal menjadi salah satu sorotan utama dengan tiga kategori peserta yaitu mahasiswa, siswa, dan umum. Cabang lomba yang diselenggarakan meliputi Khitobah, Lomba Cerdas Cermat, Baca Syair, dan Debat Bahasa Arab dengan total sekitar 250 peserta, termasuk peserta lomba secara daring.
Di samping itu, Arab Fest juga memperkenalkan fun games baru seperti Escape Room yang memanfaatkan konten edukatif dari Baina Zamanain yang hadir di reels instagram milik Arab Fest sebagai bagian dari teka-tekinya. Adapun Arabian Night yang menjadi acara penutup hadir dengan konsep berbeda, dari sebelumnya gala dinner menjadi pertunjukan per angkatan untuk memperkuat solidaritas mahasiswa Sastra Arab. Kemeriahan malam puncak semakin lengkap dengan penampilan kreatif setiap angkatan dan pertunjukan kembang api.
Antusiasme tinggi dari peserta menjadi kebanggaan tersendiri bagi panitia. Kang Hasan, peserta dari Program Studi Linguistik S2 FIB Unpad, menyebut Arab Fest tahun ini terasa lebih meriah dan penuh totalitas. Ia juga mengapresiasi inovasi kegiatan yang terus berganti setiap harinya, sehingga pengunjung mendapat pengalaman yang berbeda. Ia berharap keberanian panitia dalam menghadirkan konsep yang lebih luas dapat terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Keberhasilan penyelenggaraan Arab Fest 2025 menjadi dorongan bagi panitia untuk terus mengembangkan sistem yang lebih baik dan kompleks. Harapannya, cakupan kegiatan dapat meluas hingga tingkat Asia Tenggara atau internasional, tanpa kehilangan esensi utamanya sebagai ajang perlombaan, pagelaran seni, dan penguatan pemahaman budaya serta bahasa Arab.
