
Program Studi Kearsipan Digital Sekolah Vokasi Universitas Padjadjaran sukses menyelenggarakan pameran arsip bertajuk “Lariksa” pada Kamis (04/11/2025) yang bertempat di Auditorium Sekolah Vokasi Unpad. Mengusung tema “Unpad Tempo Doeloe: Menyelami Jejak, Menyongsong Capaian”, pameran ini mengajak pengunjung kembali menyelami sejarah Unpad melalui ratusan arsip visual dan dokumenter yang telah menjadi saksi perjalanan universitas dari masa ke masa. Ketua Pelaksana Lariksa, Rachel Mayla Zafinka, menjelaskan bahwa nama Lariksa dipilih karena melambangkan memori yang tidak lekang oleh waktu. Seperti halnya arsip yang terus memiliki nilai meski telah berusia puluhan tahun..
Pameran ini merupakan hasil integrasi dua mata kuliah melalui pendekatan Project-Based Learning, yakni Pameran Arsip dan Manajemen Konten Arsip Digital. Seluruh proses yang dimulai dari perencanaan, kurasi arsip, hingga penataan ruang dilakukan oleh mahasiswa satu angkatan Program Studi Kearsipan Digital angkatan 2024. Dengan persiapan kurang lebih selama satu bulan, Lariksa akhirnya dieksekusi dengan baik oleh Rachel dan rekan-rekannya. Mereka menelusuri arsip fisik dan digital untuk memilih koleksi yang relevan dan layak ditampilkan. Mulai dari arsip fisik yang diperoleh dari Direktorat Perencanaan dan Sistem Informasi (DPSI) yang kemudian juga dikurasi kembali oleh Tim Lariksa sehingga karya-karya yang dipamerkan merupakan karya terpilih yang tidak dapat dilihat dengan mudah oleh massa.

Pengunjung tidak hanya melihat arsip, tetapi benar-benar merasakan suasana Unpad tempo dulu. Dengan banyaknya foto-foto yang dipamerkan pada saat pameran menjadi bukti bahwa Universitas Padjadjaran telah banyak melewati dimensi ruang dan waktu sehingga sampai pada titik ini. Lariksa menampilkan ratusan foto dokumentasi Unpad tempo dulu, termasuk momen dies natalis, visual kampus ketika masih berupa tanah lapang, serta foto para rektor sejak periode pertama hingga saat ini. Pengunjung juga dapat menikmati video dokumenter serta rekaman wawancara eksklusif dengan mantan Kepala Arsip Rektorat yang memberikan gambaran nyata mengenai kondisi Unpad di era awal. Kehadiran narasi lisan tersebut membuat suasana pameran lebih hidup dan membantu pengunjung memahami konteks sejarah secara lebih dalam.
Pameran ini hadir dalam dua format, yakni fisik dan digital. Ruang pamer fisik di pelataran dan Auditorium Sekolah Vokasi didesain sebagai ruang interaksi publik dengan instalasi kreatif, photo booth, panel naratif, dan multimedia interaktif. Sementara itu, platform digital menyediakan akses terhadap foto, narasi sejarah, dan video dokumenter melalui portal arsip online. Sementara itu, Lariksa menyediakan platform digital agar pengunjung bisa mengakses foto, narasi sejarah, serta video dokumenter melalui akun Instagram Lariksa.

Sebagai Ketua Pelaksana Pameran Lariksa, Rachel mengaku bangga dapat memperkenalkan kearsipan digital sekaligus membawa sejarah Unpad lebih dekat kepada masyarakat. Ia berharap pameran seperti ini dapat menjadi agenda tahunan sehingga pelestarian memori kampus dapat terus berlanjut dan semakin berkembang. Melalui Lariksa, pengunjung diajak untuk kembali mengenal sejarah Unpad, mulai dari peletakan batu pertama oleh Presiden Soekarno hingga perjalanan panjang universitas menjadi institusi besar seperti sekarang. Pameran ini menjadi bukti bahwa arsip bukan sekadar rekaman masa lalu, tetapi jembatan penting yang menghubungkan generasi sebelumnya dengan generasi masa kini.
