Sobat Warta pasti pernah dengar kan beberapa tren lama yang sekarang naik daun lagi seperti tren kamera analog, Faldi Bondol dengan “Pengkor Style” atau pose alay facebook-nya, koleksi mobil atau motor vintage, tren busana Y2K, dan rentetan tren lainnya. Tapi kalian pernah kepikiran nggak sih kenapa tren-tren lama ini jadi populer lagi?
Belakangan ini memang banyak tren-tren lama yang dulunya dianggap cringe dan jadul, kini hadir lagi dalam bentuk yang masih sama, namun dengan respons yang berbeda. Respons ini juga hadir dari kalangan mahasiswa yang menyambut hangat tren-tren tersebut. Salah satunya adalah Nazla Thaliqa, mahasiswi jurusan Arsitektur Lanskap USAKTI angkatan 2018. Nazla bercerita tentang pengalamannya saat awal menggunakan kamera analog. “Waktu itu aku lagi nyari-nyari kamera baru karena kamera dslr aku udah jadul dan rusak. Terus nemu analog dan ternyata murah juga (belum tau kalo beli dan cuci film-nya mahal). Faktor lain yang mendorong itu karena aku suka vintage dan hasilnya tuh gemes banget, a different kind of special gitu, karena gak bisa langsung diliat, harus dicuci, dan ditunggu berhari-hari.”
Menurut Nazla, untuk mendapatkan foto yang bagus itu kurang lebih sama dengan teknik foto digital biasa, yaitu symmetry (frame yang dibagi tiga). Soal lighting, bisa juga menggunakan bantuan dari aplikasi “Lightmeter” yang bisa menunjukkan setting yang pas. Lebih baik lagi, bisa juga dengan mempelajari teknik sunny 16.
Terlepas dari perawatannya yang ekstra, mahalnya harga cuci film, dan kesabaran dalam penggunaannya, kamera analog tetap digandrungi oleh kalangan mahasiswa karena hasilnya yang tidak biasa dan tidak bisa didapatkan dari kamera digital, seperti tone color-nya.
Selain kamera analog, tren berikutnya yang tengah ramai saat ini adalah “Pengkor Style” atau pose alay Facebook yang kembali dipopulerkan oleh Faldi Bondol, pemilik akun TikTok dengan nama @bondol_jpg. Pengkor Style adalah pose jadul dengan angle kamera yang diambil dari atas sambil mengangkat satu tangan seperti gestur “dadah”. Biasanya dalam melakukan pose tak lupa pula sambil memanyunkan bibir agar meninggalkan kesan imut dan jaman dulu banget. “Lagu dan pose 2000-an ini sebenarnya bercandaan teman-teman sekitar yang memang suka nge-play lagu-lagu jadul, lalu gue bawa ke TikTok, tapi kayaknya nggak seru kalau lagu doang, jadi pose-pose Facebook ini mengiringi konten lagu yang mau gue buat,” ujar Faldi dikutip dari beautynesia.id. Sejak pertama kali diunggah pada September 2021, konten pose jadul Faldi berhasil masuk beranda FYP (For Your Page) para pengguna TikTok yang kemudian menjadi trending dan semakin viral.
Pose alay ini juga digunakan oleh kalangan mahasiswa, salah satunya, Azizia Nurkanida, mahasiswi jurusan Antropologi FISIP Unpad angkatan 2019. “Kalau dipake sekarang tuh kayak lucu aja, jadi bisa mengenang masa lalu. Menurut gue sih gak cringe sama sekali karena orang-orang udah pada aware kalau itu emang cringe dan pose alay ini tuh buat bercanda doang dan bukan jadi mikirnya, Wah gue keren banget nih pose gini”.
Lalu, kenapa sih hal ini terjadi? Kenapa kita semua kembali lagi pada tren masa lalu?
Menurut Oswald Splenger, dalam teori siklus, setiap masyarakat memiliki siklus hidup yang telah ditentukan—kelahiran, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Masyarakat, setelah melewati semua tahap siklus hidup ini, kembali ke tahap semula dan dengan demikian siklus itu dimulai lagi. Teori ini juga tercermin pada gaya hidup manusia yang bersifat circular, pada akhirnya kita pasti akan balik lagi ke tren masa lalu secara sadar ataupun tidak. Sama halnya seperti yang terjadi pada tren kamera analog dan pose alay ini.
Sekarang Sobat Warta sudah paham kan, why can’t we get over the past?
Referensi
https://www.yourarticlelibrary.com/sociology/top-5-theories-of-social-change-explained/35124
https://hits.zigi.id/profil-dan-biodata-faldi-bondol-tiktokers-viral-karena-tbl-tbl-tbl-5032?page=1
Penulis : Andi Tiara
Editor : Abdullah Azzam Alhudhaibi