Kehidupan masa muda memang saatnya mencari jati diri, mengejar cita-cita, pun dengan percintaan. Berbagai cara ditempuh guna mencari kekasih, salah satunya melalui blind date. Dilansir dari laman dictionary.cambridge.org, blind date (kencan buta) adalah pertemuan dua orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya. Bedanya dengan kencan biasa, blind date memiliki ciri khas untuk menutup mata agar kencan makin terasa sah. Meskipun begitu, beberapa blind date juga tetap dapat dilakukan meski tanpa penutup mata, dengan syarat utama tidak saling mengenal satu sama lain sebelumnya.
Jika Sobat Warta pernah menyaksikan drama Korea Reply 1994, tentunya tidak asing dengan adegan yang satu ini. Biasa diadakan di restoran, para pria dan wanita lajang akan duduk berhadapan. Mereka akan saling memperkenalkan diri satu sama lain, berbincang ringan hingga merasa mulai tertarik dengan salah seorang. Ketertarikan akan berlanjut jika lawan jenis setuju untuk diajak berkencan. Kalau tidak? Jangan harap si dia akan menghubungimu lagi atau istilah gaulnya ghosting kalau kata anak sekarang.
Riset yang dilakukan oleh laman vox.com menunjukan bahwa terjadi peningkatan penggunaan dating apps Tinder di masa pandemi dengan kenaikan lamanya percakapan sebesar 32%. Orang-orang yang diwajibkan untuk stay at home selama masa lockdown membuat dating apps jadi alternatif mencari kekasih meski dari rumah.
Tenang saja Sobat Warta, blind date kini masih tetap dapat diadakan kok meski secara virtual. Beberapa dating apps seperti Tinder, Tantan, Bumble, dan masih banyak lagi. Media sosial seperti Twitter juga tak kalah sukses menjadi mak comblang virtual, blind date dengan hashtag #BiroJomblo yang diadakan oleh pemilik akun @shitlicious berhasil melahirkan pasangan-pasangan baru yang bahkan berlanjut ke jenjang pernikahan. Sobat Warta boleh lho kepoin kisah mereka dengan memasukan hashtag #TestimoniBiroJomblo di kolom pencarian Twitter.
Baru-baru ini juga base Twitter @DraftAnakUnpad juga mengadakan blind date secara virtual yang memberikan testimoni beragam mulai dari flop sampai so sweet. Beruntung, salah seorang peserta blind date yang diadakan oleh base Twitter @DraftAnakUnpad dengan sukarela membagikan kisahnya kepada Sobat Warta.
“Awalnya canggung, tapi untungnya si doi convo builder jadi lancar-lancar aja sampai akhir acara. Sayangnya, hubungan kita berakhir jadi sebatas mutual Twitter,”
-mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, FTIP
Sama halnya dengan blind date yang sudah dilakukan bertahun lalu, virtual blind date juga menyebabkan perasaan canggung pada awalnya. Kembali ke drama Korea Reply 1994, blind date yang digelar oleh Sung Na Jeong (Go Ara) dan Sseureki Oppa (Jung Woo) terhadap teman-teman mereka pun tidak menampik adanya awkward moment. Sedikit tips untuk blind date, bicaralah sesuatu yang dimengerti oleh kedua belah pihak ya Sobat Warta. Jangan membicarakan sesuatu yang hanya kita mengerti, misalnya dengan membuat lelucon yang hanya kita pahami.
Di zaman digital ini, mencari kekasih bisa saja dengan mendaftarkan email ke platform penyedia blind date ataupun melalui media sosial. Meski begitu, bersikap waspada tidak ada salahnya. Sobat Warta boleh saja mengenalkan diri, namun tetap ada batasnya jangan sampai semua informasi pribadi disebar sendiri oleh ibu jari. Kalimat “consent is important” perlu diterapkan, jangan sampai satu pihak merasa dirugikan misalnya dengan dimintai video call atau mengirimkan foto (dikenal dengan istilah PAP).
Setiap orang berhak menentukan sendiri kehidupan asmaranya, meski kadang tak selalu berjalan mulus. Sobat Warta boleh saja mengikuti kencan buta, tetapi jangan sampai dibutakan cinta ya!
“At the blind date, deafen your ears to hear the words spoken with her eyes.”
-Khang Kijjaro Nguyen
Penulis: Roro Wulan Latifah
Editor: Malika Ade Arintya dan Alya Fathinah