Budaya Merokok Jepang dan Kampus Indonesia: Solusi Area Khusus Merokok di Unpad

Zona Merokok dan Kesadaran Publik: Pembelajaran dari Jepang

Tempat Smoking Area di Shibuya, Tokyo

 

Merokok di ruang publik di Jepang diatur dengan ketat, dengan zona merokok yang sekarang umum ditemukan di area perkotaan dan kampus di Indonesia, namun tidak di Universitas Padjadjaran.

Takumu Kubota, mahasiswa Sastra Indonesia Internasional asal Jepang yang saat ini menempuh studi di Universitas Padjadjaran (Unpad), menyatakan, “Di Jepang, perokok tidak sebanyak di Indonesia. Namun, kami tetap memiliki area khusus untuk merokok. Area tersebut jauh lebih baik untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak.” 

Pendekatan Jepang yang membatasi merokok hanya di area tertentu membantu mengurangi paparan asap rokok bagi masyarakat umum. Kubota juga menyoroti dukungan pemerintah Jepang melalui berbagai kebijakan, seperti pengendalian sampah rokok dan promosi kebiasaan yang lebih sehat. 

Namun, ia mencatat bahwa di Indonesia, jumlah perokok lebih banyak dan regulasi yang ada masih minim.

 

Ketiadaan Zona Merokok di Unpad, Apa Harapan dari Mahasiswa?

Kampus Unpad saat ini belum memiliki zona resmi untuk merokok, sehingga para perokok sering menggunakan area informal untuk merokok. Menurut Alfetta Revaline, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, “Saya merokok di mana saja, tapi biasanya menjauh dari kelas. Jika ada yang merasa terganggu, saya akan pindah.” 

Ketidakhadiran area khusus ini menyebabkan perokok dan nonperokok sering berbagi ruang yang sama, yang bagi sebagian mahasiswa terasa mengganggu. Ranya Najma Zayyana, mahasiswa nonperokok di Unpad, menyatakan, “Asap rokok dari teman-teman mengganggu pernafasan saya. Menurut saya, kampus sebaiknya menyediakan area khusus agar semua merasa nyaman.”

Praktik merokok di Unpad kontras dengan universitas lain di Indonesia yang memiliki zona khusus, dan berbeda dengan budaya Jepang yang lebih terstruktur. Tanpa area yang ditentukan, lingkungan kampus di Unpad terasa kurang tertata. 

Revaline menambahkan, “Mungkin area khusus bisa membantu keteraturan, tapi mengikuti aturannya akan sulit bagi sebagian orang.”

 

Keseimbangan Hak Perokok dan Nonperokok di Smoking Area ITB

Sejak awal pembangunannya, Kampus Jatinangor Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah menyediakan area merokok di lokasi tertentu. Haryasty Rosa, mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, mengungkapkan, “Adanya tempat khusus membuat merokok atau vape di kampus lebih terorganisasi tanpa mengganggu orang lain.” 

Zona ini menciptakan lingkungan yang lebih teratur, seperti diungkapkan Rosa.

“Kami mendapatkan sanksi jika merokok di luar area yang ditentukan, dan ini memengaruhi kebiasaan merokok di ITB.”

Melisa Aulia, mahasiswa nonperokok di ITB, menekankan pentingnya saling menghormati antara perokok dan nonperokok. 

“Saling menghormati adalah kuncinya. Saya rasa penting bagi perokok untuk memahami etika, sehingga meskipun ada banyak area merokok, mereka menggunakannya dengan bertanggung jawab,” ujarnya. 

Dengan membatasi merokok pada zona tertentu, ITB berusaha mengakomodasi kebutuhan perokok sekaligus menciptakan kenyamanan bagi nonperokok.

Tempat Merokok di Institut Teknologi Bandung dengan Area Komunal untuk Duduk (Seating Area)

 

Jepang vs. Indonesia: Sikap Budaya terhadap Merokok

Budaya Jepang cenderung menekankan kesadaran kesehatan dan praktik merokok yang teratur, memengaruhi kebijakan yang memprioritaskan kesehatan publik. 

Kubota menjelaskan,“Merokok di Jepang dilakukan oleh orang-orang tertentu saja,” dan membandingkannya dengan Indonesia, “Banyak orang merokok, dan hanya sedikit tempat yang melarangnya.” 

Regulasi di Jepang dipandu oleh nilai-nilai sosial yang kuat tentang kesehatan publik, yang kurang menonjol di Indonesia, di mana merokok lebih terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.

Kurangnya pembatasan merokok di banyak universitas Indonesia sangat kontras dengan Jepang, di mana kebijakan ketat biasanya diterapkan di kampus-kampus. 

“Aturan merokok di Jepang jauh lebih ketat, dan area merokoknya nyaman serta bersih,” tambah Kubota.

 

Pandangan Mahasiswa tentang Zona Merokok

Mahasiswa di Unpad dan ITB memiliki pandangan yang berbeda mengenai keberadaan area merokok. Rosa dari ITB menemukan area khusus membantu mengatur kebiasaan merokok, sementara Revaline dari Unpad skeptis apakah hal serupa bisa efektif di kampusnya. Mahasiswa nonperokok seperti Aulia dan Zayyana menyoroti pentingnya saling menghormati, menyebut bahwa etika merokok yang baik akan meningkatkan kenyamanan di kampus.

 

Menuju Kebijakan Baru: Membangun Area Merokok di Unpad

Unpad sedang mempertimbangkan perubahan kebijakan dengan mendirikan area khusus merokok di kampus. Rektor baru, Arief S. Kartasasmita, menyatakan, “Yang ingin saya lakukan pertama adalah mempersiapkan area merokok.”

Saat ditanya apakah area ini akan selesai dalam 100 hari, Arief menekankan pentingnya perencanaan yang realistis. Ia menjelaskan bahwa pendanaan akan menentukan lokasi dan cakupan area merokok.

“Tergantung anggaran. Kalau anggaran terbatas, kita akan mulai di tempat yang paling banyak mahasiswanya seperti AlfaX,” ujarnya.

Area AlfaX dan Bale Santika Universitas Padjadjaran dengan Rencana Rektorat untuk Menambahkan Area Khusus Perokok

Dengan keberadaan zona merokok di ITB yang telah menjadi contoh di Jatinangor, kebijakan baru ini dapat menjadi langkah besar bagi Unpad untuk menyeimbangkan kebutuhan seluruh mahasiswa.

Author : Ravania Alya Putri
Editor : M. Aziz Fitratama, Shakila Azzahra M, Zulfa Salman A

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *