Peluncuran Diktisaintek Berdampak oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sumber: Kanal YouTube Kemendiktisaintek)
Peluncuran Diktisaintek Berdampak oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi(Sumber: Kanal YouTube Kemendiktisaintek)
Peluncuran Diktisaintek Berdampak oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sumber: Kanal YouTube Kemendiktisaintek)

 

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2025, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) meluncurkan 23 program kemahasiswaan. Salah satunya adalah Magang Berdampak, program pengganti kemahasiswaan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Kabar ini sempat menuai kekhawatiran bagi sebagian  mahasiswa, terutama mahasiswa angkatan 2022 yang menilai perubahan kebijakan ini kurang informatif dan komunikatif.

“Cukup lucu juga gitu kita digantung, nggak tau apa problem-nya gimana. Saya rasa performa seperti itu tuh bisa segera tegas. Apakah akan berlanjut atau tidak dan bagaimana penyeluruhan informasi itu ke universitas atau ke tiap wilayah itu bisa terseluruhi dengan baik,”  ujar Shofa, seorang Mahasiswa angkatan 2022 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Fapsi Unpad).

Lantas, di tengah keterbatasan waktu, bagaimana nasib angkatan 2022? Apakah mereka masih memungkinkan untuk mengikuti program ini?

Meski berada di akhir tahun perkuliahan, Direktur Kemahasiswaan Unpad, Inu Isnaeni Sidiq, mengatakan bahwa mahasiswa angkatan 2022 tetap diberi kesempatan untuk mengikuti program Magang Berdampak. Namun, kesempatan ini hanya berlaku untuk satu semester saja karena ada studi yang harus segera mereka tuntaskan.

“Masih bisa, angkatan 2022 masih bisa ikut, tetapi mungkin mereka hanya bisa bergabung untuk satu semester saja, karena di semester 8 mereka akan kembali ke kampus untuk menyelesaikan studinya,” tegas Inu.

Bagi Lyra, mahasiswi angkatan 2022 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,  keterbatasan waktu bukanlah alasan untuk melewatkan kesempatan ini. Lyra percaya, manajemen waktu yang baik adalah kunci utama agar  semua tetap berjalan dengan seimbang.

“Harusnya memungkinkan ya, untuk aku daftar. Apalagi angkatan 2022 yang pas tahunnya untuk ikutan program ini malah ditiadakan. Jadi, ya harus ada gitu dan aku harus ikut. Paling, jago-jagonya aku bagi waktu aja,” ujar Lyra.

Shofa juga mengatakan, meskipun program ini akan dilaksanakan menjelang proses persiapan skripsi dan seminar proposal yang biasanya memerlukan fokus waktu lebih besar, ia merasa dapat menyeimbangkan antara kewajibannya sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan partisipasinya dalam program ini. 

“Kalau dari aku sendiri sih sangat mungkin rasanya, khususnya di Fapsi gitu. Misalkan, sambil mengerjakan persiapan skripsi, dan aku pribadi pun cukup tertarik untuk mencoba si Magang Berdampak ini,” tutur Shofa.

Sebagai langkah konkret dalam mendukung program Magang Berdampak, Inu menegaskan bahwa Unpad telah menyiapkan sistem administrasi terpadu yang dapat digunakan untuk mekanisme pendataan dan perizinan program studi. Sistem ini dirancang untuk mempermudah mahasiswa dalam mengelola seluruh tahapan kegiatan magang, mulai dari awal pendaftaran hingga akhir pelaksanaan. Dengan demikian, setiap tahapan kegiatan dapat dipastikan dan dipertanggungjawabkan dengan jelas.

“Sebetulnya, kami saat ini di Direktorat Pendidikan Non Gelar itu ada kantor yang khusus menangani pembelajaran yang sifatnya di luar kampus. Jadi, kamu bisa log in ke sini (laman mbkm.unpad.ac.id)  dengan menggunakan Padjadjaran Authentication System ID. Nanti, kita bisa membuat program di sini. Ketika program Magang berdampak ini akan dilaksanakan, pertama kami akan melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada teman-teman mahasiswa. Setelah itu, kami akan membuka formulir pendaftaran melalui sistem ini. Nanti, semua jenis magang bisa dilaporkan disini. Jadi, teman-teman mahasiswa bisa mendaftar kemudian melakukan supervisi dengan dosen pendamping, rekognisi Satuan Kredit Semester (SKS), hingga pengunggahan log book,” papar Inu.

Namun, ada perubahan kebijakan dari Kemendiktisaintek yang menyebabkan perlunya penyempurnaan ulang dari sistem ini. Seperti, penyesuaian alamat laman menjadi “kampusberdampak.unpad.ac.id” dan penambahan informasi mengenai rekomendasi mitra yang relevan dengan program studi mahasiswa.

“Nanti, tentu saja portal ini juga akan disesuaikan dengan nomenklatur Kemendiktisaintek yang baru. Bisa jadi mungkin bukan mbkm.unpad.ac.id lagi, tapi kampusberdampak.unpad.ac.id, itu yang pertama. Yang kedua adalah jenis-jenis kegiatannya mungkin nanti akan mengakomodir berbagai macam format kegiatan baru yang ditawarkan oleh kegiatan kampus berdampak. Kemudian juga bisa ditambahkan fitur-fitur informasi lainnya,” lanjut Inu. 

Inu berharap proses koordinasi antara Kemendiktisaintek, universitas dan program studi dapat berjalan dengan lancar, serta pelaksanaan program ini dapat memberikan pengalaman dan pemahaman budaya bekerja yang nyata bagi mahasiswa. 

“Yang pertama adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman riil bekerja di dunia kerja. Kemudian dia bisa memahami betul bagaimana sebetulnya budaya kerja di perusahaan atau lembaga yang dia tempati. Kalau harapan saya sih, kegiatan Magang Berdampak ini secara implementasi bisa berjalan dengan lancar. Kemudian juga proses koordinasi antara Kemendiktisaintek dengan universitas dan prodi bisa berjalan dengan baik,” papar Inu

Selain itu, Inu juga berharap bahwa program Magang Berdampak tidak hanya sebagai wadah pelaksanaan tridharma perguruan tinggi saja, tetapi juga bisa menjadi peluang kolaborasi yang lebih luas antara universitas dan mitra industri. Dengan begitu, kolaborasi ini dapat membangun jejaring yang bermanfaat untuk karier mahasiswa di masa depan.

“Kalau bagi kampus sendiri, selain mendorong implementasi tridharma, sebetulnya ini bisa menambah mitra karena setelah mereka selesai melaksanakan magang, ketika mereka nanti lulus kan bisa jadi mereka juga akan kembali ke perusahaan itu untuk menjadi karyawan tetap,” lanjut Inu.

 

Penulis : Rofi Roudhiatin Dwi Andini

Editor : Alifia Pilar Alya Hasani, Fernaldhy Rossi Armanda

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *