
Warta Kema — Antusiasme mahasiswa baru meramaikan Stadion Jati Universitas Padjadjaran (Unpad) Kampus Jatinangor pada Senin (11/08). Sekitar 9.800 mahasiswa baru ikut merayakan dan menghadiri Hari Pertama Penerimaan Raya Mahasiswa Baru (Prabu) 2025.
Pada pelaksanaan Prabu tahun ini, terdapat beberapa perbedaan signifikan yang terjadi dalam rangkaian acaranya. Salah satunya adalah rangkaian acara yang sekarang diselenggarakan selama lima hari, yakni dua hari rangkaian acara pengenalan lingkungan kampus, dua hari rangkaian acara pengenalan fakultas, kemudian ditutup dengan Student day. Perbedaan signifikan yang terjadi ini tidak menghapuskan kemeriahan rangkaian acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unpad yang terkenal meriah dari tahun ke tahun.
Kolaborasi dengan Kompas TV menjadi hidangan utama

Rangkaian Prabu hari pertama dimeriahkan dengan beberapa tamu istimewa. Kolaborasi dengan Kompas TV dalam program acara “Kampus Kompas TV” ini turut memeriahkan Stadion Jati yang menjadi titik pusat Prabu tahun ini. Kampus Kompas TV mendatangkan beberapa tamu, seperti tokoh inspiratif tingkat nasional dan sekelompok komika jebolan Stand up Comedy Indonesia dari berbagai seri musim.
Kampus Kompas TV menghadirkan serangkaian acara yang diawali dengan Kelas Offline Santai (Kosan), dipandu oleh dua alumni Unpad yaitu Frisca Clarissa dan Hifdzi Khoir. Sesi ini mendatangkan Rifat Sungkar dan Nugroho Setyo Utomo (Nugi) sebagai narasumber. Dalam sesi tersebut, Frisca, Hifdzi, Rifat dan Nugi membagikan beberapa pengalaman serta saran bagi mahasiswa baru untuk memulai perjalanan mereka di dunia perkuliahan.
Saran Frisca untuk mahasiswa baru adalah segeralah mulai mencari passion untuk digunakan sebagai titik awal dari perjalanan perkuliahan mereka. Frisca juga menyampaikan bahwa di dunia kerja, praktiknya tidak akan terpaku pada jurusan asal karena kesempatan dunia kerja selalu ada di luarnya. Kuncinya adalah terus belajar.
“Talenta tidak akan tergerus teknologi, karena talenta itu melekat pada diri sendiri,” ujar Frisca.
Rifat Sungkar, selaku pereli nasional yang diundang untuk menjadi pembicara, turut membagikan pandangannya dalam persiapan ke jenjang karir. Menurutnya—dengan menggunakan perspektif pereli sebagai perumpamaan—dunia karir itu bukan hanya soal ‘kenceng-kencengan,’ melainkan juga soal persiapan dalam memasuki karir tersebut.
Deretan Narasumber yang menarik perhatian maba
Setelah Sesi Kosan berakhir, rangkaian acara Kampus Kompas TV dilanjutkan dengan Sesi Suci Playground. Pada sesi ini, sejumlah komika tampil membawakan materi stand up comedy yang penuh humor segar. Lelucon-lelucon yang disampaikan berhasil menghadirkan gelak tawa di tengah ribuan mahasiswa baru, menjadikannya sebuah hiburan yang memeriahkan Prabu 2025.
Setelah itu, rangkaian acara berlanjut ke Sesi Rosi on Location, salah satu rangkaian acara yang paling dinanti oleh para mahasiswa baru. Sesi ini menghadirkan beberapa tokoh nasional, seperti Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains & Teknologi; Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, Rektor Universitas Padjadjaran; Ferry Juliantono selaku Wakil Menteri Koperasi dan Ketua Ikatan Alumni Unpad; serta Ferry Irwandi, kreator konten kreatif serta pendiri Malaka yang terkenal vokal terhadap isu-isu terkini.
Rossiana Silalahi, pembawa acara utama pada Rosi on Location, meminta Ferry Irwandi menyampaikan orasi bertema bebas. Orasi ini adalah permintaan salah satu mahasiswa yang sebelumnya diwawancarai Kompas TV saat Live Report. Ia mengaku ingin melihat Ferry memberikan orasi pada Prabu hari ini.
“Kalian ini cuman 5% dari seluruh populasi di Indonesia dan kalian masuk di salah satu perguruan tinggi terhebat dan terbaik di Indonesia,” tutur Ferry dalam orasinya.
“Kalau kalian lulus, kalau kalian sudah menjadi seseorang, bergabung dengan masyarakat, semua privilege yang kalian dapatkan hari ini harus kalian kembalikan lagi kepada masyarakat. Karena kalau semua orang terdidik cuma menyimpannya untuk dirinya sendiri, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali. Camkan itu di kepala kalian baik-baik,” tambahnya.
Kemudian, Rosi on Location berlanjut dengan para narasumber membagikan pengalaman masa kuliah mereka di era masing-masing. Ferry Juliantono menceritakan pengalamannya saat ingin menyampaikan pendapat pada masa orientasi mahasiswa di zamannya, ia juga menyampaikan perbedaannya dengan zaman sekarang. Sementara itu, Stella Christie juga membagikan pengalaman berkuliahnya di luar negeri sebagai lulusan Harvard University. Ia mengangkat perbedaan kultur perkuliahan yang ada di Indonesia dengan perguruan tinggi luar negeri.
Hadirnya Penerjemah Bahasa Isyarat menjadi Sorotan

Terdapat sorotan menarik pada hari pertama pelaksanaan Prabu 2025. Ketika Suci Playground sedang tampil, mereka menyoroti dua penerjemah bahasa isyarat yang duduk di dekat area depan panggung. Kehadiran penerjemah ini turut memastikan teman-teman tuli untuk menikmati jalannya acara pada hari ini.
“Pada tahun ini, Universitas Padjadjaran menerima sekitar lima mahasiswa baru penyandang disabilitas,” ujar Inu Isnaeni Sidiq, Direktur Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran tahun ini.
Warta Kema berkesempatan mewawancarai tiga mahasiswa baru yang merupakan teman-teman tuli untuk berbagi pengalaman mereka selama menghadiri Prabu 2025 pada hari ini.
“Untuk agendanya sih seru, tapi ya ada rasa capeknya. Bagus sih untuk kegiatannya, kalau dari kita sendiri bisa ngikutin dengan baik,” ujar Arsalan, seorang mahasiswa baru yang merupakan teman tuli, melalui bantuan penerjemah yang berada di lokasi.
Rafi, mahasiswa baru yang juga merupakan teman tuli, turut menyatakan bahwa fasilitas yang diberikan sudah bagus karena diberikan penerjemah bahasa isyarat jadi merasa terbantu untuk mengikuti PKKMB-nya. Namun, terkadang masih merasa ada beberapa perkataan yang disampaikan oleh narasumber yang sulit dipahami.
“Ada kegiatan ketika Rosi on Location, aku mau nanya, tapi ternyata nggak dikasih kesempatan buat bertanya, jadi lumayan kecewa di situ sih,” tutur Rian, salah seorang mahasiswa baru teman tuli, saat membagikan pengalamannya.
Rafi menyampaikan, dia berharap kakak-kakak panitia bisa berbahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan teman-teman tuli untuk ke depannya. Rian juga berharap agar ia bisa lebih banyak berinteraksi dengan teman dengar yang lain.
“Saya berharap bisa kenal dengan teman-teman dengar yang baru, harapannya mereka (teman-teman dengar) juga mau belajar bahasa isyarat, biar saya juga bisa ngerasain keseruan bareng teman-teman lainnya,” harap Arsalan.
Hari pertama pelaksanaan Prabu 2025 dikemas dengan berbagai keseruan. Kehadiran bintang tamu yang berwawasan tinggi berhasil menarik perhatian, memberikan pengalaman berharga, serta menghasilkan saran membangun bagi para mahasiswa baru.
Penulis : Aisyah Kayla Syadina
Foto : Razan Jayaputra Partadinata
Editor : Ammara Azwadiena Alfiantie, Alifia Pilar Alya Hasani