Terkait Istilah RS Pendidikan, Dirut RS Unpad: Kami Ada Karena Kebutuhan Masyarakat

 

Penampakan tempat registrasi pasien di RS Unpad yang berlokasi di kampus Jatinangor. (Foto: FotografiWarta Kema/Sahda Annisa)
Penampakan tempat registrasi pasien di RS Unpad yang berlokasi di kampus Jatinangor. (Foto: Fotografi Warta Kema)

 

Warta Kema — Universitas Padjadjaran (Unpad) telah meresmikan salah satu fasilitas terbarunya, yaitu Rumah Sakit (RS) yang berlokasi di kampus Jatinangor (25/03). Rumah sakit ini akan beroperasi penuh secara bertahap dan tidak hanya terbatas pada melayani sivitas akademika saja, tetapi juga masyarakat umum.

Dilansir dari website Provinsi Jawa Barat, PJ Gubernur Bey Machmudin menggunakan istilah “RS pendidikan” kepada RS Unpad. Menurutnya, hal tersebut membuat RS Unpad bisa lebih maju dari riset dan inovasi dibandingkan rumah sakit lainnya. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama RS Unpad Herry Herman dalam wawancara dengan Warta Kema pada Jumat (17/05) menyebut bahwa RS Unpad hadir karena meskipun Unpad sudah memiliki fakultas-fakultas di bidang kesehatan, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, hingga Fakultas Psikologi, tetapi belum ada tempat untuk melatihnya.

“Selama ini kan kita banyak dibantu sama RSUP Hasan Sadikin ya, sementara rumah sakit kita sendiri nggak ada. Maka, dengan keinginan untuk melayani masyarakat juga, Unpad memutuskan membangun RS pendidikan”, kata Herry.

Herry menyebut bahwa hal ini sejalan dengan upaya untuk melakukan regenerasi dan melahirkan tenaga kesehatan profesional yang baru, sehingga bisa terus memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan kedepannya

“Kalau kita peduli dengan masa depan anak dan cucu kita, maka perlu ada dokter-dokter baru untuk menggantikan dokter-dokter yang lama,” terang Herry.

Mengenai keraguan soal kualitas pelayanan karena istilah RS pendidikan, Herry menjamin bahwa RS Unpad akan berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan kapasitasnya.

“Intinya, kami akan berusaha sebaik mungkin dan terus-menerus memperbaiki layanan” tukas Herry.

Herry juga menekankan pentingnya komunikasi dan kesepahaman antara semua pihak. Herry menegaskan bahwa rumah sakit merupakan bagian integral dari masyarakat sehingga jangan ada segregasi atau pemisahan di antara keduanya.

“Jalin komunikasi dan koordinasi yang baik, apa yang kurang disampaikan. Jangan ada kekurangan asal dituntut saja. Kalau rumah sakitnya tutup, masyarakat mau dapat apa?” jelas Herry.
 

Reporter: Raja Azhar

Editor: Zulfa Salman, Herdi Riswandi

Fotografer: Sahda Annisa

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *