(Sesi Tanya-Jawab Dua Calon PO Prabu 2022, sumber YouTube BEM Kema Unpad)
Jatinangor, Warta Kema- BEM Kema Unpad melaksanakan Uji Publik Calon Project Officer (PO) Prabu 2022 pada Sabtu (16/4) mulai pukul 13.00 WIB. Acara ini diselenggarakan secara hybrid di Bale Rucita, Zoom Meeting, dan siaran langsung Youtube BEM Kema Unpad sehingga dapat disaksikan oleh seluruh Kema Unpad.
Uji Publik dibuka dengan sambutan dari Kepala Bidang Kemahasiswaan dan Kepala Departemen Kaderisasi Pengembangan SDM BEM Unpad. Acara dilanjutkan dengan pemaparan grand design Prabu 2022 dari Enrico Oktriyano sebagai calon nomor urut 1 dan M. Raihan Abdillah Farros selaku calon nomor urut 2 Project Officer Prabu 2022.
Pada Prabu tahun ini, Enrico membawa “Cinta Untuk Padjadjaran” sebagai tema besar. Ia memilih tema tersebut karena cinta merupakan tingkatan tertinggi sebuah perasaan dan harus disampaikan dengan baik untuk para pramuda. Sementara Raihan membawa tema besar “Cahaya Muda Padjadjaran”. Alasan ia memilih tema tersebut karena menganggap bahwa tiap pramuda merupakan cahaya yang akan menerangi diri sendiri maupun orang lain.
Penyelenggaraan Prabu Hybrid Menjadi Pertanyaan Utama Para Panelis
Pada sesi pembacaan isu dari panelis, beberapa jawaban dari kedua calon hampir sama. Salah satunya adalah jawaban terkait pembawaan Prabu tahun ini. Menurut Enrico dan Raihan, untuk pembawaan prabu secara hybrid diperlukan adanya analisis dari kondisi Unpad itu sendiri, apakah siap atau tidak untuk menjalankan Prabu secara hybrid. Jika Prabu dilakukan secara hybrid, kedua calon merencanakan skema protokol kesehatan yang diperketat dan prasyarat kelengkapan vaksin sehingga hasil tes antigen tidak diperlukan.
Perbedaan jawaban terlihat pada pertanyaan kualifikasi mahasiswa yang akan menjalani Prabu secara offline. Enrico mensyaratkan surat izin orang tua/wali serta bukti vaksinasi, sementara Raihan memprioritaskan peserta Prabu offline adalah mereka yang berdomisili di sekitar Unpad.
Inovasi yang akan dibawakan keduanya pun berbeda. Enrico mengungkapkan, ia akan mengedepankan tools komunikasi dua arah antara panitia dan pramuda serta konten-konten tambahan bagi yang tidak datang secara offline. Sebaliknya, Raihan justru berencana untuk menjunjung keadilan agar seluruh pramuda mendapat muatan yang sama.
Teknik bonding antara panitia dan peserta juga dipertanyakan pada sesi ini, mengingat fokus akan terpecah menjadi dua, online dan offline. Bagi Enrico, bonding dapat dilakukan secara online penuh jika peserta yang hadir secara offline kurang dari 50% dari jumlah yang sudah ditentukan. Sementara bagi Raihan, akan lebih baik jika bonding dilakukan dengan cara tersendiri, disesuaikan para pesertanya.
Mengenal Lebih Dekat Rencana Calon PO melalui Sesi Tanya-Jawab
Topik pertanyaan sesi ini lebih beragam dibanding sesi sebelumnya. Jika dilihat dari keseluruhan, 4 dari 5 pertanyaan yang Kema Unpad ajukan lebih membahas tentang penyampaian makna serta kehidupan mahasiswa di lingkungan kampus dalam Prabu 2022.
Pertanyaan pertama dimulai dari pertanyaan mengenai rencana dari masing-masing calon agar Prabu 2022 menjadi lebih menarik dibanding tahun sebelumnya. Dalam hal ini, kedua calon memberikan jawaban serupa, yakni menyediakan konten yang dapat menarik perhatian para mahasiswa baru. Bedanya, Raihan memfokuskan konten yang akan dibuat dapat memicu pramuda untuk berinteraksi dan tak hanya menonton.
Berlanjut ke pertanyaan selanjutnya, pertanyaan kedua dan ketiga mempertanyakan tentang bagaimana kedua calon memperkenalkan entitas setiap fakultas serta berbagai ormawa yang sebelumnya kurang difokuskan dalam Prabu 2021. Untuk pengenalan fakultas, kedua calon sama-sama mengandalkan Padjadjaran Welcoming Ceremony sebagai sarana pengenalan seluruh fakultas yang ada di Unpad.
Namun, terkait pengenalan ormawa kedua calon memiliki pendapat yang berbeda. Enrico mengatakan, “nantinya saya akan membawa rangkaian acara mengenalkan lembaga atau ormawa agar bisa merepresentasikan Pramuda agar tertarik kedalamnya dan juga memaksimalkan panggung yang akan diberikan kepada lembaga atau ormawa tersebut.”
Berbeda dengan cara yang direncanakan Enrico, Raihan lebih menyorot soal regenerasi dari organisasi-organisasi mahasiswa yang ada. “Mengenai hal regenerasi, di sini saya akan men-highlight regenerasi bukan hanya eksistensi, tetapi juga dari kontribusi.”
Sesi tanya-jawab diakhiri dengan pertanyaan mengenai kelebihan serta kekurangan dari masing-masing calon yang dapat menguntungkan dan merugikan Prabu 2022. Enrico merupakan bagian dari Prabu 2021 dan dengan pengalaman serta pembelajaran yang ia dapatkan, ia ingin membalas budi melalui Prabu 2022. Sedangkan untuk kekurangan, Enrico membutuhkan waktu cukup lama dan teman diskusi untuk berpikir serta memberikan keputusan yang ideal.
Lain halnya dengan Raihan, ia merupakan orang yang terbuka serta mudah menerima kritik, saran, dan masukan sehingga dapat membantu pelaksanaan Prabu 2022. Namun, Raihan juga memiliki kekurangan dalam hal manajemen waktu.
Berakhirnya sesi tanya jawab dan dokumentasi menjadi penutup rangkaian acara Uji Publik Calon Project Officer Prabu 2022. Setelah membaca jawaban dan mengenal kedua calon PO Prabu, menurut Sobat Warta siapakah yang layak menjadi PO Prabu 2022 nih?
Penulis: Ariana Salsabila H., Lolita Asti Setyaningtyas
Editor: Alya Fathinah