Tepat pada satu bulan yang lalu (17/8), tim Ekspedisi Padjadjaran melakukan upacara bendera di atas kapal laut yang berlabuh mengelilingi Pulau Buaya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Dalam kesempatan ini tim Ekspedisi Padjadjaran juga mengajak pemuda Desa Pulau Buaya pada rangkaian kegiatan pengibaran bendera tersebut.
“Pengibaran bendera di atas Laut Banda ini dipilih sebagai bentuk dari penyambutan terhadap Hari Maritim Nasional di tanggal 21 Agustus. Selain itu, ini sebagai bukti rasa terima kasih kepada lautan sendiri atas segala hal yang telah diberikan untuk kehidupan manusia. Layaknya semboyan TNI AL ‘Jalesveva Jayamahe’ bahwa kita harus bangga sebagai bangsa maritim yang berjaya di lautan,” ujar Kepala Bidang Kemasyarakatan BEM Universitas Padjadjaran Arvindo Eka Saputra.
Tak hanya bendera merah putih saja yang dikibarkan, tim Ekspedisi Padjadjaran juga mengibarkan bendera Unpad dan BEM Unpad, “karena kami berangkat ke Pulau Buaya membawa nama instansi Universitas Padjadjaran dan dibawah naungan BEM Unpad maka sebagai rasa terima kasih dan penghormatan kami dalam kegiatan pengibaran sang bendera merah putih ini kami juga mengibarkan bendera Unpad dan BEM Unpad,” tutur Komandan Umum Ekspedisi Padjadjaran Muhammad Fidlilal Ihsan Rakhmat.
Tiga belas mahasiswa yang tergabung dalam tim Ekspedisi Padjadjaran berangkat ke Pulau Buaya sejak tanggal 6 Agustus untuk melakukan berbagai misi pengabdian di daerah 3T. Pada kegiatannya terdapat 3 chamber dengan programnya masing-masing, yaitu chamber advokasi yang menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pihak pemerintah Kabupaten Alor, Kecamatan Alor Barat Laut dan Pemerintah Desa Pulau Buaya serta mengadakan asesmen terhadap 412 kepala keluarga. Chamber kedua yakni chamber ekonomi kreatif yang membuat website khusus Desa Pulau Buaya serta membuat dokumentasi promosi wisata pantai dan kain tenun khas daerah tersebut.
“Desa Pulau Buaya ini memiliki banyak potensi dengan kekayaan alamnya namun kurang dalam pengelolaan dari SDM-nya. Oleh karena itu, chamber ekonomi kreatif ini melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di sana,” ujar Komandan Chamber Ekonomi Kreatif Lulu Wal Marjan.
Terakhir, chamber ketiga yaitu chamber Riset dan Penelitian yang membawakan alat pengubah air laut menjadi air tawar hasil dari penelitian selama satu bulan, “dikarenakan daerah Pulau Buaya ini kekurangan sumber air minum dan kekurangan listrik maka kita harus merancang alat ini dengan seefisien mungkin menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitar yaitu dengan air laut dan pasir pantai,” ucap Komandan Chamber Riset dan Penelitian Ainul Fazhilla.
Dalam hal ini juga terdapat kontribusi dari wakaf air telaga sebagai alat filtrasi air minum yang didonasikan untuk masyarakat daerah tersebut. Tim Ekspedisi Padjadjaran juga melakukan beberapa misi lainnya seperti menyelenggarakan kegiatan coastal clean up bersama anak-anak untuk membersihkan pantai dan menjaga kelestarian laut, menyosialisasikan kekerasan seksual serta cara pencegahannya, dan menyosialisasikan beasiswa kuliah di Unpad kepada para remaja di daerah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tim Ekspedisi Padjadjaran, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat Desa Pulau Buaya untuk dapat terus berkembang. Dikutip dari kanal instagram komandan utama “onong tou larang tou ,ra tou nana tou tale tou tfuneng tou mene ite hama hama soga lewo narang nuha nebo”, satu hati satu jalan kita sama-sama dari satu keluarga, mari sama-sama kita bangun Desa Pulau Buaya. Itulah misi Ekspedisi Padjadjaran yang sudah terlaksana selama 2 minggu di Desa Pulau Buaya.
Reporter: Iin Lailatul Ma’rifah
Editor: Alya Fathinah
Fotografer: Agnia Paradise Bernadie A