
Warta Kema – Pada Kamis (04/10), telah digelar Opening Ceremony dari salah satu program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Universitas Padjadjaran (Unpad), yaitu Putra Putri Padjadjaran (PPP) 2025. Sesuai dengan visi misinya, program kerja ini digelar sebagai upaya untuk menghadirkan sepasang representasi universitas yang menjunjung nilai luhur Tri Dharma dan budaya Unpad melalui asas 3B (Brain, Beauty, and Behavior). Akan tetapi, dengan pembentukan BEM Kema Unpad yang terlambat dan persiapan yang singkat, apakah pelaksanaan PPP 2025 berjalan dengan lancar?
Anindhita, Putri Padjadjaran 2024, menjelaskan bahwa rangkaian pertama PPP 2025 berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Ia menambahkan bahwa panitia juga sering melakukan konsultasi dengan panitia tahun sebelumnya, sehingga mendapatkan banyak arahan dan gambaran terkait rangkaian yang akan dilaksanakan. Para panitia juga mengadakan ruang diskusi setiap harinya untuk menyiapkan jalannya rangkaian PPP 2025.
“Sejauh ini alhamdulillah bisa dilihat juga oleh audiens, rangkaian pertama berjalan dengan lancar, dimulai dengan tepat waktu juga, dan aku senangnya karena panitia banyak konsultasi dengan panitia tahun sebelumnya. Jadi, dengan waktu mepet pun, kami bisa sharing knowledge dengan banyak karena ada arahan dari mereka, dan kita benar-benar memaksimalkan setiap harinya tuh ada ruang diskusi untuk menyiapkan rangkaian ini,” ungkapnya.
Agung, Project Officer PPP 2025, juga turut menyampaikan hal yang senada dengan Anindhita. Ia yakin bahwa persiapan yang sangat singkat bukan menjadi masalah besar bagi rekan kerja PPP 2025. Ia juga menambahkan bahwa para panitia bersemangat untuk dapat menjadi wadah aktualisasi diri melalui PPP 2025, dikala dinamika serta waktu persiapan yang sangat singkat di tahun ini.
“Sebuah persiapan yang sangat singkat bisa dikatakan sebuah dinamika yang terjadi di tahun ini. Tapi, hal tersebut bukan menjadi masalah besar di PPP. Karena PPP hadir sebagai wadah aktualisasi diri untuk mencari individu terbaik tiap kampusnya dan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh fakultas dan sekolah yang ada di Unpad, itu menjadi semangat kita untuk bisa mempercepat dan mendorong dinamika ini (sehingga rangkaian) bisa berjalan tetap baik,” jelasnya.
Walaupun rangkaian berjalan dengan lancar, tetap terdapat beberapa evaluasi yang menjadi catatan bagi para panitia. Agung menambahkan bahwa terdapat evaluasi seperti penamaan fakultas dan lain sebagainya yang sebelumnya terjadi dan menjadi kekhawatiran bagi rekan kerja PPP 2025. Akan tetapi, ia berharap untuk dapat memuaskan seluruh harapan Kema Unpad, karena harapan mereka menjadi harapan para rekan kerja PPP 2025.
“Ada beberapa evaluasi seperti penamaan fakultas dan lain sebagainya. Namun, hal itu juga sebelumnya terjadi dan menjadi concern besar bagi kita rekan kerja PPP 2025. Kami sangat berharap untuk bisa memuaskan seluruh harapan Kema Unpad, karena harapan Kema Unpad juga menjadi harapan rekan kerja PPP 2025,” tambahnya.
Azzam, Project Supervisor PPP 2025, juga turut menyampaikan pendapatnya terkait dinamika yang terjadi. Ia menjelaskan bahwa dengan persiapan yang singkat, langkah yang diambil adalah dengan mempercepat kontribusi dari setiap divisi PPP 2025. Ia juga menambahkan bahwa tetap dilakukan quality control dari kontribusi setiap divisi, sehingga tetap menjaga kualitas dari acara PPP 2025.
“Tentunya banyak dinamika yang terjadi pada saat kita menjalani PPP 2025 dengan timeline yang harus kita kejar. Pastinya langkah yang harus kita ambil pertama adalah kita mengakselerasi seluruh divisi divisi yg berkontribusi pada PPP 2025. Kita akselerasi tugas-tugasnya, kita percepat segala-galanya, tetapi dengan quality control yang tetap terjaga,” ungkapnya.
Bagus, Kepala Bidang Kemahasiswaan BEM Kema Unpad, menambahkan bahwa dengan jangka waktu acara dan persiapan yang sama, menyebabkan persiapan PPP tahun ini terhitung telat. Ia juga menambahkan bahwa tantangan PPP di tahun ini juga disebabkan oleh pelaksanaannya yang bertepatan dengan program kerja BEM Kema Unpad lainnya, yaitu BIG FORCE! Festival. Oleh karena itu, agenda kedua acara ini diatur agar tidak bertabrakan satu sama lain.
“Sebenarnya, untuk timeline tuh kurang lebih sama, yaitu jangka (waktu) acaranya sendiri selama satu bulan. Pada akhirnya, persiapannya yang telat, kita persiapan sebulan doang, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Memang tantangannya karena ini beririsan dengan BIG FORCE! Festival, otomatis agenda dari BIG FORCE! Festival maupun dari PPP itu nggak boleh bertabrakan sama sekali,” jelasnya.
Persiapan singkat terjadi karena pembentukan BEM Kema Unpad yang terlambat, sehingga waktu persiapan dari setiap program kerja BEM Kema Unpad menjadi sangat singkat. Bagus berharap untuk BEM Kema Unpad selanjutnya dapat menghindari keterlambatan seperti yang terjadi di tahun ini. Ia menjelaskan, keterlambatan tersebut memberikan dampak fatal terhadap semua fungsionaris dari BEM Kema Unpad.
“Harapan saya pribadi sejujurnya timeline dari BEM Kema Unpad yang nggak telat, karena ini memberi impact yang cukup fatal untuk semua fungsionaris dari BEM Kema Unpad,” harapnya.
Penulis : Fernaldhy Rossi Armanda
Editor : Ammara Azwadiena, Alifia Pilar Alya Hasani
