Ilustrasi Mahasiswa sedang Belajar (sumber: Pinterest experian.com)
Jatinangor, Wartakema – Sebagai mahasiswa, tak dapat dipungkiri bahwa kita membutuhkan catatan pribadi mengenai materi perkuliahan. Meskipun diberikan dokumen bahan ajar, tetapi rasanya akan lebih baik apabila kita menyimpan catatan pribadi. Catatan tersebut dapat membantu mengembangkan pemikiran dan pemahaman mahasiswa berdasarkan materi yang telah disampaikan.
Pada masa lampau, catatan biasanya dibuat dalam media kertas yang terkumpul dalam binder atau buku tulis. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Litbang Warta Kema pada bulan Juni 2023 terhadap 8 responden, sebanyak 25% mahasiswa Unpad masih menggunakan kertas binder sebagai media catatan.
Seiring berkembangnya zaman dengan segala perubahan teknologi yang ada, mahasiswa mulai beralih dari catatan manual ke catatan digital. Hal ini dibuktikan dengan adanya 75% mahasiswa Unpad yang telah menggunakan catatan digital sebagai media, salah satunya adalah Mahasiswa prodi Ilmu Hukum 2021 Rahma Shinta Azzahra.
“Kalau semester satu, dua, (dan) tiga pertengahan itu aku masih pake buku, catetan binder gitu, ditulis tangan. Nah, waktu udah semester tiga pertengahan itu, aku udah pake IPad, catetan digital gitu,” tutur Rahma.
Aplikasi catatan digital yang digunakan oleh para mahasiswa Unpad pun cukup beragam. Sebanyak 33.3% mahasiswa Unpad menggunakan aplikasi Google Docs, 33.3% adalah pengguna aplikasi Notion, dan 33.3% adalah pengguna aplikasi OneNote.
Dapat dilihat dari data tersebut bahwa jenis aplikasi catatan digital yang digunakan tersebar merata, yaitu Notion, Google Docs, dan OneNote. Notion adalah aplikasi dengan sistem all-in-one workspace untuk menyimpan catatan dan pekerjaan, sedangkan Google Docs atau juga disebut Google Dokumen merupakan aplikasi untuk mengolah dokumen yang dapat digunakan untuk membuat catatan atau menyusun dokumen penting lainnya. Keunikan dari kedua aplikasi ini adalah dapat digunakan digunakan bersama dengan orang lain dari beragam perangkat. Sementara OneNote adalah program aplikasi yang disusun oleh Microsoft untuk mengolah catatan yang dilengkapi dengan fitur pengguna multi-kolaborator.
Layla Madhavia Syahara, selaku mahasiswa dari prodi Ilmu Hukum 2021 pengguna Notion menyatakan alasannya beralih ke catatan digital.
“Karena (catatan digital) lebih hemat kertas, tampilan dan fitur-fiturnya banyak. Kalau di kertas ‘kan kita harus beli kayak stabilo, biar rapih dan cantik,”
Selain dapat menjaga lingkungan dengan cara menghemat kertas, nyatanya catatan digital memiliki banyak kelebihan sehingga dinilai lebih unggul dibandingkan catatan manual. Hal ini disampaikan oleh Rahma sebagai pengguna Notes dalam wawancara bersama Warta Kema Unpad.
“Yang pertama, kelebihannya ya, jadi nggak gampang pegel (menulis). Terus yang kedua, (catatan digital) itu mempermudah, kalau kita mau stabilo-in, ya kita harus beli stabilonya, terus kalo di catatan digital tinggal pake fitur stabilo. Kalau mau bikin tabel, misalnya di catatan kertas ‘kan harus beli penggaris, bikin kotak dan lain-lain, sedangkan di catatan digital tinggal pake fitur tabel. Ketiga, dari segi biaya, kalau catatan digital di IPad dan laptop atau sebagainya, mahal di awal doang, modal di awal, selanjutnya kita paling tinggal charge aja (kalau baterainya habis) dan nggak ada biaya lagi. Kecuali kalo kita pake fitur-fitur berbayar, mungkin itu lain cerita. Nah, kalau catetan kertas ‘kan (pengeluarannya) kecil, tapi tetep kita beli kalo (kertas) habis. Dan kalau bikin catetan di IPad tuh nggak gampang hilang, sedangkan kalau di kertas tuh gampang tercecer,”
Selain itu, menurut Shabrina Putri Sholihah dari prodi Sastra Jepang 2021, kelebihan lainnya adalah karena catatan digital lebih praktis dan simpel.
“Lebih simpel, gampang dibawa kemana-mana karena ‘kan nggak harus pake satu gadget karena Notion dan Google Docs itu bisa diakses di semua gadget asal akunnya sama. Jadi catatannya bisa dipake kapan aja dan dimana aja,” ujar Shabrina.
Ternyata banyak sekali kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi catatan digital. Selain mempermudah mencatat karena banyak fitur yang dapat memperlengkap catatan, aplikasi catatan digital juga tidak mudah tercecer dan mudah diakses dimana saja.
Namun, penggunaan aplikasi catatan digital memang memiliki sisi pro dan kontranya sendiri, salah satunya mengenai biaya yang harus dikeluarkan.
“Sebenarnya kalo aku pribadi, jujur butuh waktu untuk nabung beli IPad-nya, adalah sekitar 4,7 jutaan. Tapi, kalo untuk aplikasi Notes-nya, semua fiturnya memang free,” tutur Rahma.
Sebagian besar mahasiswa dari hasil survei menyatakan bahwa mereka adalah pengguna aplikasi berbayar. Layla dan Shabrina yang juga merupakan pengguna fitur gratis menambahkan bahwa mereka tidak terlalu membutuhkan fitur profesional atau berbayar untuk mencatat.
Di sisi lain, rupanya masih ada kekurangan aplikasi catatan digital yang dirasakan oleh mahasiswa. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi yang terlalu memakan RAM. RAM merupakan kepanjangan dari Random Access Memory adalah sebuah perangkat keras (hardware) yang tertanam dalam gagdet, baik laptop, handphone, dan lain sebagainya. Fungsi RAM adalah sebagai memori sementara yang digunakan oleh gadget agar fungsi dari perangkat lunak dapat berjalan.
“Mungkin karena fiturnya banyak jadi aplikasinya rada berat (RAM-nya) dan ngaruh ke kinerja gagdet-nya,” ujar Shabrina.
Sementara menurut Layla, kekurangan yang dimiliki Notion adalah susah dipelajari oleh orang awam.
“Awal-awal tuh kayak susah dipelajari cara makenya gimana. Jadi, agak lama buat ngerti dan belum bisa dipake secara maksimal,”
Meskipun terdapat kekurangan, tetapi hal tersebut tidak terlalu mengganggu para pengguna. Hal ini dibuktikan dengan manfaat dan dampak yang dihasilkan oleh aplikasi catatan digital.
“Catatan jadi lebih rapi, terstruktur, terus lebih mudah ditemukan bagian-bagian yang ingin dibaca ulang. Terus kita jadi bisa sharing catetan sama temen dan compare catetan juga,” tutur Layla.
Di tengah gempuran ramainya penggunaan aplikasi catatan digital, ternyata masih ada mahasiswa yang menggunakan binder. NH, salah satu mahasiswi Unpad yang tidak mau disebutkan namanya, menyatakan kelebihan dalam menggunakan binder.
“Karena menurut saya lebih satisfying aja dan menulis juga membantu saya untuk memahami materi dan saya menyukai membaca serta mencatat dengan bentuk fisik,” tutur NH.
Namun, tentu saja, semua hal memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk penggunaan binder dalam membuat catatan. Sebanyak 25% mahasiswa pengguna binder rata-rata mengungkapkan kekurangan yang sama, yaitu terlalu banyak membuang kertas dan proses pencatatan yang memakan waktu lama.
Gimana, Sobat Warta? Apakah kalian semakin tertarik untuk beralih ke catatan aplikasi digital? Berikan pendapatmu di kolom komentar ya!
Penulis: Soraya Firmansjah
Editor: Khansa Nisrina P