Kalian tentunya sudah tidak asing lagi dengan peristiwa yang terjadi pada pertengahan Maret 2020. Tidak terasa waktu telah berlalu sejak pengumuman lockdown pertama dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Pembelajaran tatap muka yang sebelumnya dihentikan selama dua minggu kini telah menjadi dua tahun. Tidak heran, masih banyak mahasiswa yang belum pernah menginjakkan kaki di kampus hingga saat ini.
Ingatkah kalian bagaimana susahnya penyesuaian kuliah daring? Ruang kelas yang jauh berbeda dengan ruang Zoom sempat membuat dosen maupun mahasiswa sulit untuk menjalani kegiatan belajar mengajar. Belum lagi berbagai kegiatan kemahasiswaan yang tertunda atau terhenti karena susahnya pelaksanaan secara daring. Semua aktivitas, dari ospek hingga wisuda, awalnya terasa sangat aneh dilakukan secara online.
Memasuki tahun 2022, sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia belum berani memulai pembelajaran secara luring. Mahasiswa pun masih terjebak pada rutinitas yang sama. Tidak diragukan lagi bahwa mereka sudah terbiasa dengan sistem ini. Bahkan, tidak jarang ditemukan mahasiswa yang sudah nyaman dengan perkuliahan online dan tidak memiliki keinginan untuk merasakan kuliah offline.
Namun, apa sih sebenarnya yang terjadi dalam perkuliahan yang terbatas? Apakah kalian sudah kenal dengan efek-efek kuliah online pada mahasiswa? Yuk, kita simak hal-hal positif dan negatif yang telah kita rasakan selama dua tahun ini!
- Peningkatan kemampuan beradaptasi
Meskipun berkegiatan dari rumah terlihat mudah, dibutuhkan keterampilan beradaptasi yang tinggi. Menciptakan ide-ide baru untuk menarik perhatian orang yang berada di balik layar bukanlah hal yang sederhana.
Berbagai upaya telah dilakukan mahasiswa untuk menjalankan perkuliahan daring secara maksimal. Hal tersebut seperti cara penyampaian tugas, presentasi di kelas, hingga kegiataan seperti pelaksanaan program kerja tingkat universitas. Memindahkan acara yang tadinya offline menjadi hybrid atau sepenuhnya online membutuhkan niat dan usaha yang kuat.
Mungkin kalian heran bagaimana acara-acara seperti lomba dan konser bisa sukses dilakukan secara online? Mahasiswa ternyata bisa melakukan perencanaan ulang suatu acara dan menyesuaikannya dengan dunia maya. Dengan kerja keras dan kesabaran, beradaptasi juga berinovasi dalam jaringan bisa mudah tercapai, lho!
- Perasaan terisolasi
Belajar mandiri di ruangan yang tertutup terdengar seperti hal yang ideal, bukan? Namun, jika dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya hubungan langsung dengan orang lain, pada akhirnya dapat menimbulkan perasaan terisolasi.
Setelah jenuh dengan tugas, pastinya kalian ingin menghilangkan penat bersama teman. Sayangnya, sulit untuk bertemu dengan teman dalam keadaan seperti ini. Begitu banyak media sosial yang ada di genggaman tangan, tetapi rasanya tidak akan sebanding ketika bertemu teman secara langsung.
Kurangnya sosialisasi di kalangan mahasiswa ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan berkomunikasi dan perasaan cemas. Beberapa mahasiswa bahkan takut untuk bertemu dengan orang-orang baru karena mereka tidak tahu bagaimana cara bertingkah laku setelah lama terisolasi.
- Hemat biaya
Salah satu perbedaan terbesar antara kuliah offline dan online adalah pengeluaran biaya. Kuliah online ternyata jauh lebih hemat dibandingkan dengan kuliah offline. Kini mahasiswa bisa mendapatkan gelar hanya dengan laptop dan koneksi internet.
Hal-hal yang kita butuhkan tidak sebanyak dahulu. Memang kuliah online dapat menguras banyak biaya untuk internet. Akan tetapi, itu lebih baik daripada mengeluarkan uang untuk akomodasi, transportasi, dan makan sehari-hari. Dengan segala keterbatasan, mahasiswa juga diminimalisir kesempatannya untuk berfoya-foya.
- Kelelahan mental
Duduk di tempat yang sama selama berjam-jam menatap layar tentu saja membuat lelah fisik. Namun, hal yang mungkin kurang disadari orang lain adalah kelelahan mental yang dialami. Metode pembelajaran yang dikenal lebih santai ini ternyata ada hambatannya tersendiri.
Tidak semua orang memiliki kehidupan yang sempurna di rumah. Bagi sebagian mahasiswa, kuliah di luar kota dapat memberi mereka kebebasan, sedangkan menetap di rumah membuat mereka merasa terjebak. Berada dalam lingkungan yang tidak mendukung bisa menguras tenaga, bahkan tanpa beban kuliah.
Terkadang tugas yang diberikan juga tidak sebanding dengan kemampuan kita. Dosen menganggap bahwa mahasiswa mempunyai banyak waktu luang dengan keberadaannya di rumah. Mereka kurang menyadari bahwa kita memiliki kesibukan lain di luar perkuliahan. Alhasil, beban kerja yang ditanggung menjadi berlebihan dan mahasiswa kewalahan.
- Jangkauan koneksi lebih luas
Meskipun dibatasi oleh layar, koneksi yang didapatkan mahasiswa online bisa lebih banyak dari offline. Karena seluruh dunia mengalami hal yang sama, saat ini jauh lebih mudah untuk berhubungan dengan orang-orang secara internasional. Ada banyak platform digital yang dapat dimanfaatkan mahasiswa selama kuliah online.
Salah satu hal yang paling menarik adalah belajar bersama dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Kita cukup bergabung ke ruang meeting online, dan akan ada ratusan siswa lainnya yang sedang belajar bersama. Walaupun kita tidak diperbolehkan untuk berbicara, metode ini bisa mengurangi perasaan terisolasi dan membangun motivasi yang kuat.
Keuntungan lain dari situasi ini adalah banyaknya kesempatan volunteer atau internship yang bisa dilakukan secara online. Ada juga konferensi dan kompetisi tingkat nasional dan internasional yang bisa diikuti dari rumah. Bahkan, beberapa universitas ternama seperti Harvard dan MIT membuka kelas-kelas gratis yang bisa diikuti siapapun secara online. Hampir semua hal yang dulu kita pikir sulit atau tidak mungkin sekarang sangat mudah untuk dicari dan diikuti.
- Pengalaman terbatas
Walaupun banyak kegiatan yang dapat kita lakukan dengan jangkauan koneksi yang luas dan pengalaman online terbatas. Mahasiswa tetap bisa mengasah soft skills dan hard skills. Masalahnya adalah kita tidak bisa mendapatkan hands-on experience dari beberapa kegiatan, seperti KKN, yang tentunya tidak akan memberikan pengalaman dan pelajaran yang sama jika dilakukan secara offline.
Di luar akademik, mahasiswa pastinya mengikuti organisasi, kepanitiaan, atau UKM selama perkuliahan. Sekarang banyak kegiatan kemahasiswaan yang masih berjalan lancar. Sayangnya, sebagian UKM terpaksa menghentikan aktivitas karena tidak mungkin dilakukan secara virtual. Berbagai kegiatan seperti olahraga, teater, dan tari sudah lama tidak aktif di lingkungan kampus. Hal ini membuat mahasiswa tidak bisa menyalurkan minat dan bakat yang mereka miliki.
Nah, itulah beberapa pengaruh kuliah online yang kerap dijumpai mahasiswa. Layaknya semua hal, ada sisi baik dan buruknya. Bagaimana dengan kalian? Apakah sudah tidak sabar merasakan kuliah yang sesungguhnya, atau justru ingin tetap online sampai lulus?
PENULIS : Salwa Rafa Kamila
EDITOR : Fahmy Fauzy Muhammad