Rencananya, Prama Unpad akan mengadakan Uji Publik 2 pada Senin, (20/11). Uji Publik 2 hendak mengusung tiga tema dari masing-masing panelis yaitu pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS), kebebasan mimbar akademik, dan kaderisasi. Namun, Uji Publik 2 dibatalkan karena Paslon mengundurkan diri. Hal ini disampaikan oleh Prama Unpad melalui laman resmi media sosial Instagramnya (@pramaunpad).
Mundurnya pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Kema Unpad menuliskan sejarah baru bagi pesta demokrasi di kampus Unpad. Ketua BEM Koorda PSDKU Unpad Muhammad Fauzan Nabil menyampaikan kritik terkait politik kampus yang semakin panas saat ini di Universitas Padjadjaran. Fauzan menuturkan rencana melempar mosi baru kepada seluruh petinggi ormawa hari ini.
“Apakah kita ini kurang ngopi dan duduk bersama? Sikap legowo (pengunduran diri) Paslon disalahkan, ketika kosong (tidak ada yang mencalonkan menjadi Ketua BEM) semuanya menutup telinga.”
“Musuh kita (saat ini) bukan yang warna kursinya berbeda atau duduk yang berseberangan (oposisi), tetapi mereka yang enggan duduk bersama untuk kemaslahatan Kema bahkan rakyat.”
“Pride (rasa bangga) ke Unpad-an harus jauh di atas segala pride kita terhadap golongan yang kita bawa,” tegas Fauzan.
Ketua BEM Koorda PSDKU Unpad mengungkapkan politik kampus itu bukan persoalan kursi tetapi pengaruh pada marwah dan martabat Unpad di dalamnya dan tidak bisa sembarangan orang memimpin kampus.
“Tataran BEM (untuk saat ini) itu sudah berbeda, sekarang bukan zamannya membicarakan program kerja. Tetapi, (perlu) forum apa dan bersama siapa untuk mengangkat eksistensi Unpad. Kalau tidak bisa (mengangkat eksistensi), justru jadi badut (bulan-bulanan) di forum nasional,” tambah Fauzan.
Ketua BEM Koorda PSDKU Unpad menyampaikan pernyataan sikap kekecewaan yang besar dari Kema Pangandaran kepada semua yang sedang terjadi. Hal ini karena penyelenggaraan pemilu dinilai tidak profesional dan terkesan ditutup-tutupi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, Fauzan menyampaikan pandangan terkait situasi panasnya politik kampus yang berpengaruh pada penyelenggaraan demokrasi kampus.
“Kalau memang tidak ada hilal (hasil) baik dari masalah ini, saya pastikan PSDKU akan melepas diri secara kelembagaan dan menarik diri ke depannya dari seluruh perpolitikan Jatinangor,” ujar Fauzan.
“Kami akan mengubah arah peta politik kami pada Aliansi BEM Priangan Timur. Bukan tidak mungkin, (kami) akan berseberangan dengan peta politik Unpad Kampus Jatinangor.”
“Terakhir, kami akan memastikan untuk menjadi garis oposisi terdepan bagi mereka yang terpilih bila (masalah ini) tidak segera diselesaikan dari pertikaian bodoh ini,” ujar Fauzan.
Ketua BEM Koorda PSDKU Unpad mengungkap harapan Kema Unpad memiliki pemimpin yang bisa mengayomi semua khususnya stabilitas internal sekaligus bertaring untuk menjaga marwah kampus kita.
Penulis: Rafly Muhammad Pasha
Reporter: Rafly Muhammad Pasha
Fotografer: Rezza Pangersa
Editor: Disma Alfinisa