“Manakah yang Lebih Baik, 1 atau 2?”

Loading

“Manakah yang Lebih Baik, 1 atau 2?”

(Pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM Kema Unpad, sumber: Instagram/PramaUnpad)

Jatinangor, WARTA KEMA-Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Kema Unpad nomor urut satu Haikal Febriansyah (Faperta 19) dan Fuji Fitri Anjani (FIB 19), sementara nomor urut 2 yaitu Yusuf Iskandar (FISIP 20) dan Fitrasani Aulia Azra (FK 21) telah melakukan uji publik dengan debat terbuka dan pemaparan grand design yang diselenggarakan oleh Prama pada Jumat (27/01).

Pada awal acara, tiap paslon dipersilakan untuk mempresentasikan grand design dari kabinet masing-masing kepada audiens. Paslon nomor urut 1 hadir dengan jargon ‘Kunci Jawaban’, sedangkan paslon nomor urut 2 hadir dengan jargon ‘Melangkah Bersama’. Grand design yang dipresentasikan oleh setiap paslon menampilkan visi misi, program kerja yang akan dijalankan, permasalahan, dan solusi yang akan dilakukan oleh setiap paslon juga dipresentasikan.

Tanya Jawab antar Paslon

Setelah kedua paslon mempresentasikan grand design masing-masing, selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab dengan tema yang sudah disiapkan oleh panitia Prama Unpad. Tema-tema tersebut diundi terlebih dulu sebelum dimulainya sesi tanya jawab lebih lanjut. Tema pertama yang keluar yaitu mengenai kondisi pendidikan di Jawa Barat dan Indonesia, paslon nomor urut satu diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan lebih dulu untuk dijawab paslon nomor urut 2.

“Bagaimana paslon 2 melihat dan memetakan inklusivitas pendidikan di Jawa Barat khususnya dari mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi?” Tanya Fuji kepada paslon 2.

Fitrasani Aulia menjawab pertanyaan dari Fuji dengan menceritakan pengalaman pribadinya sebagai mahasiswa kedokteran yang sering turun ke lapangan untuk melihat kondisi pendidikan daerah Jatinangor dan sekitarnya. Aulia melihat pendidikan di Jatinangor saat ini mengenaskan karena masih minim masyarakat yang ingin belajar dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi. 

“Selama turun ke lapangan, selama saya menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran, kami sering turun ke lapangan untuk melihat kondisi pendidikan di daerah Jatinangor dan sekitarnya. Kami melihat saat ini pendidikan di Jatinangor masih sangat mengenaskan sekali, banyak masyarakat yang minim keinginan untuk turun belajar atau bahkan untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi,” jawab Aulia.

Oleh karena itu, ia berharap BEM Kema Unpad memberikan fasilitas untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Jatinangor seperti program kerja yang dibawa oleh dirinya dan Yusuf.

“Kami berharap BEM Kema dapat memfasilitasi hal tersebut, dan (telah) disebutkan dalam salah satu program kami, kami ingin memberikan dukungan kepada teman-teman Jatinangor untuk dapat meningkatkan kondisi pendidikan,” tambahnya.

Menanggapi jawaban dari Aulia, Haikal mengatakan bahwa ketimpangan pendidikan antara kota dan desa sangatlah jauh. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa minimnya akses guru, penghargaan, upah yang rendah, dan fasilitas yang kurang baik juga menjadi masalah dalam ranah pendidikan.Menanggapi jawaban dari Aulia, Haikal mengatakan bahwa ketimpangan pendidikan antara kota dan desa sangatlah jauh, karena minimnya akses guru, penghargaan, upah yang rendah, dan fasilitas yang kurang baik juga menjadi masalah dalam ranah pendidikan. Ia menyampaikan yang harus diadvokasikan bukan hanya permasalahan tentang siswa, tetapi juga infrastruktur yang ada. Oleh karena itu,  ia dan Fuji akan membuat blue print yang akan digunakan untuk advokasi kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi.

“Ketimpangan (pendidikan) antara kota dan desa sangatlah jauh. Minimnya akses guru, minimnya penghargaan kepada guru, dan upah yang rendah serta fasilitas yang kurang baik. Yang harus di advokasikan adalah bukan hanya sekadar bagaimana akhirnya siswanya, tetapi juga infrastrukturnya, yang akan kami lakukan konkrit dengan membuat blue print, harapannya bukan cuma untuk satu tahun ketika kami datang. Ketika kami sudah selesai menjabat bisa diteruskan oleh pengurus selanjutnya dan hal-hal tersebut bisa di advokasikan kepada pemerintahan yang ada di Jawa Barat ataupun Kabupaten Sumedang,” kata Haikal

Tanya Jawab dengan Panelis

(Sesi tanya jawab oleh panelis kepada paslon, sumber: dokumentasi Warta Kema)

Setelah sesi tanya jawab dan saling menanggapi antar paslon selesai, sesi selanjutnya yaitu tanya jawab dengan dua orang panelis yaitu Ilyas Muttaqin dan Siti Nurohmahtiljanah Setiawan.

Ilyas memulai dengan pertanyaan singkat dan meminta jawaban cepat dari kedua paslon yang diawali oleh Haikal sebagai penjawab dan dilanjut oleh Yusuf. Pertanyaan yang  dilontarkan kepada Haikal dari Ilyas yaitu, ‘Memimpin atau dipimpin? Organisasi eksternal atau internal? Kepentingan rektorat atau mahasiswa? Federasi atau republik? BEM bubar atau kampus merdeka bubar?’

Jawaban dari Haikal yang pertama ia menjawab memimpin, lalu memilih organisasi internal, dilanjut menjawab kepentingan mahasiswa didahulukan, selanjutnya ia menjawab federasi, dan memilih kampus merdeka bubar.

Selanjutnya Ilyas juga memberikan pertanyaan singkat juga kepada Yusuf, ‘Organisasi atau korporasi? Legislatif atau eksekutif? Pengembangan soft skills atau hard skills? Prestasi akademik atau non akademik? BEM bubar atau kampus merdeka bubar?’

Yusuf menjawab pertanyaan pertama dengan memilih organisasi, dilanjut pertanyaan kedua ia menjawab eksekutif, selanjutnya ia mendahulukan pengembangan soft skills, lalu memilih prestasi non akademik, dan jawaban yang terakhir memilih BEM bubar dibandingkan kampus merdeka yang bubar. Jawaban terakhir Yusuf menuai perdebatan dari audiens di kolom komentar.

Rekam Jejak Haikal dan Fuji

Calon Ketua BEM dari nomor urut 1, Haikal Febriansyah, memiliki pengalaman yang mumpuni dalam organisasi kampus, pasalnya ia pernah menduduki posisi sebagai ketua BEM KMFP 2022 (Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian). BEM KMFP yang saat itu dipegang oleh Haikal menjadi salah satu BEM yang masuk nominasi sebagai pemaksimalan potensi mahasiswa terbaik yang diselenggarakan Unpad Awards. Haikal ditemani oleh Fuji Fitri sebagai Calon Wakil Ketua BEM yang memiliki banyak pengalaman, salah satunya adalah sebagai Wakil Ketua BEM Gama FIB 2022. 

Walaupun rekam jejak mereka cukup baik, tetapi satu hal yang tidak bisa dilupakan saat mereka menjabat adalah terdapat dugaan kasus pelecehan seksual yang menyangkut salah satu staff BEM KMFP dan BEM Gama FIB yang sempat ramai diperbincangkan pada masa itu. Namun, penanganan kasus dan pemberian sanksi yang dilakukan oleh kabinet mereka bisa dibilang cukup baik yaitu dengan memberhentikan pelaku secara tidak hormat. Meskipun, pada akhirnya sanksi yang diberikan oleh dekanat tidak dikawal lebih lanjut oleh kedua kabinet.

Rekam Jejak Yusuf dan Aulia

Pasangan calon nomor urut 2 yaitu Yusuf Iskandar sebagai Calon Ketua BEM dan Fitrasani Aulia Azra sebagai Calon Wakil Ketua BEM juga memiliki rekam jejak yang tidak kalah bagus dibandingkan paslon nomor urut 1 dalam bidang organisasi dan beberapa kegiatan kampus.

Yusuf Iskandar memiliki rekam jejak sebagai project officer pada beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi didalam kampus salah satunya Montesquieu 2022, yaitu acara dari BPM Kema Unpad untuk menumbuhkan minat dan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bidang legislatif yang diharapkan berguna untuk menjadi penerus agar berjalannya BPM Kema Unpad dan BPM Fakultas Unpad. 

Acara yang dipegang oleh Yusuf itu bisa dikatakan kurang maksimal karena sempat terjadi kekosongan anggota BPM Kema Unpad 2022/2023 pada beberapa waktu yang lalu sehingga harus dilakukan perpanjangan masa pendaftaran, tetapi pada akhirnya terisi juga kekosongan ‘kursi’ tersebut.

Fitrasani Aulia yang menjadi Calon Wakil Ketua BEM Kema Unpad memiliki rekam jejak yang cukup bagus, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa rekam jejak Aulia belum ‘secerah’ calon lain karena ia mahasiswa dari angkatan 2021. Walaupun tergolong baru dalam organisasi kampus, kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh Aulia bisa bersaing dengan calon yang lain.

Aulia mengikuti beberapa kegiatan dari dalam kampus dan luar kampus., Kegiatan dalam kampus yang diikuti Aulia yaitu School of Leader (SOL) angkatan 15 dan mengikuti kegiatan luar kampus seperti Rumah Kepemimpinan (RK).

Dengan adanya kedua pasangan calon tersebut menghadirkan titik terang atas permasalahan kekosongan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Kema Unpad 2023 yang beberapa waktu berlalu. 

Reporter: Fahmy Fauzy

Penulis: Fahmy Fauzy

Editor: M. Roby Septiyan

Baca Juga: https://wartakema.com/kabar-gembira-akhirnya-kema-unpad-punya-calon-pemimpin/

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *