Warta Kema — Unpad menggelar acara “Sosialisasi Pembuatan Gerbang Baru Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor” yang menghasilkan rencana pembangunan gerbang baru di Universitas Padjadjaran di area Gerbang Lama (Gerlam) atau Gerbang Selatan pada 25 Januari 2024. Rencana pembangunan tersebut mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2024 dengan kontrak selama 90 hari. Oleh karena itu, terdapat perubahan akses keluar/ masuk gerbang Unpad dengan ditutupnya area masuk Gerlam kepada pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
Tujuan utama dari revitalisasi tersebut adalah untuk mempercantik muka sehingga masyarakat mengetahui bagian depan dan belakang dari Universitas Padjadjaran. Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Sarana dan Prasarana Edward Henry melalui wawancara dengan Warta Kema (04/09).
“Ya, pertama kalau untuk revitalisasi. Alasan utama adalah tentu kita ingin mempercantik diri, bahwa kita ini perlu wajah, ya, perlu wajah. Jadi, Unpad ini wajahnya di mana, selama ini orang kan bingung ya, depannya mana belakangnya mana.”
Edward juga menjelaskan bahwa Gerbang Lama sudah dibangun pada tahun 1980-an dan sejak saat itu belum pernah direnovasi sehingga sudah ada rencana sejak lama untuk melakukan revitalisasi Gerbang Lama Unpad.
“Nah, Gerbang Selatan ini memang gerbang lama pada waktu Unpad didirikan dulu, di waktu 80-an dan sejak saat itu memang belum pernah direnovasi, belum pernah diapa-apain sehingga kami memang sudah punya rencana cukup lama untuk merevitalisasi itu, tapi kemudian baru terealisasinya di tahun ini.”
Revitalisasi Gerlam oleh Unpad digambarkan sebagai upaya untuk membangun brand melalui ikon yang akan dibangun. Ikon tersebut berupa tugu dengan simbol obor berjumlah 17, mencerminkan jumlah fakultas yang ada di Unpad sehingga bisa menjadi kebanggaan mahasiswa Unpad. Selain itu, Edward mengatakan bahwa nantinya mobil bisa masuk melewati Gerlam, tidak seperti sebelumnya yang harus melewati Gerbang Jembatan Unpad.
Kondisi Pedagang di Gerlam
Jika melihat kondisi Gerlam yang sedang direvitalisasi, tentu terdapat perubahan kondisi di sekitar gerbang yang dikenal sebagai tempat yang paling ramai dilalui oleh mahasiswa. Salah satu pihak yang paling terdampak oleh perubahan tersebut adalah pedagang Gerlam yang berjejeran di bagian luarnya.
Rina, pedagang kue basah yang berjualan di area Gerlam dalam wawancara dengan Warta Kema (06/09) mengeluhkan bahwa kondisi Gerlam cukup berbeda pada saat ada revitalisasi, “Iya, berubah (kondisinya), anak-anak pada kurang, pembelinya beda dari yang sebelumnya.”
Di sisi lain, Mahmudin sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Gerlam dalam wawancara dengan Warta Kema (07/09) mengatakan bahwa dirinya hanya bisa menerima program revitalisasi Gerlam yang sedang berjalan meskipun jumlah mahasiswa yang mengunjungi Gerlam berkurang karena perubahan akses jalan di sekitar area tersebut.
Jumlah mahasiswa yang melewati trotoar Gerlam pada saat revitalisasi berkurang hingga 40% sehingga hal tersebut berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh para pedagang Gerlam, yakni berkurang hingga setengah dari waktu biasanya.
“Hampir 50 persen lebih berkurang dibanding sebelum renovasi/revitalisasi. Ya, kita berharap nanti kalaupun ada atau udah selesai pembangunannya dan kita bisa kembali lagi ya berharap normal lagi lah,” tutup Mahmudin.
Reporter: Dippo Alam Satrio
Editor: Intan Firdauza, Herdi Riswandi
Fotografer: Sahda Annisa