Lambang Garuda Pancasila (Sumber: Detik.com)
Lambang Garuda Pancasila (Sumber: Detik.com)
Lambang Garuda Pancasila (Sumber: Detik.com)

 

Masyarakat Indonesia sepakat bahwa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Namun, siapa yang berhak menafsirkan Pancasila? Ketika penafsiran itu bertransformasi menjadi alat politik, apakah Pancasila masih menjadi milik rakyat atau telah menjadi milik para penguasa?

Pancasila tidak berasal dari pemikiran satu orang, golongan, ataupun tafsir tunggal. Pancasila dicetuskan pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sebagai hasil diskusi dan perdebatan di antara berbagai golongan dengan perspektif ideologi yang berbeda. Para penganut paham nasionalisme, islamisme, sosialisme, dan militerisme berusaha untuk membangun satu landasan yang dapat mencakup keberagaman bangsa. Soekarno merumuskan lima dasar negara dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Sejak saat itu, Pancasila telah diakui sebagai dasar negara yang memiliki kapasitas untuk menjembatani perbedaan yang ada.

Orde Baru: Pancasila Dijaga atau Dimonopoli?
Pada masa Orde Baru, Pancasila menjadi satu-satunya dasar dalam semua aspek kehidupan bernegara. Implementasi Pancasila pada periode ini dipengaruhi oleh politisasi dan penyesuaian makna agar sejalan dengan kepentingan politik pemerintah. Pemerintah menekankan tafsir resmi yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme, disiplin, dan loyalitas terhadap negara.

Pemerintah juga beranggapan bahwa semua aspek kehidupan harus harmonis dengan tafsir resmi Pancasila. Penafsiran tunggal ini diterapkan melalui berbagai kebijakan di bidang pendidikan, hukum, dan budaya yang mengarahkan masyarakat untuk mengikuti dan memahami makna Pancasila sesuai dengan tafsir pemerintah. Ketika terdapat perbedaan pandangan atau kritik terhadap tafsir resmi tersebut, pihak yang berbeda pandangan seringkali diberikan label “anti-Pancasila” untuk menjaga stabilitas politik dan kekuasaan.

Melalui Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), setiap warga negara, dari pelajar hingga pegawai negeri sipil, “diajarkan” cara berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan ideologi Pancasila. Selain itu, Pendidikan Moral Pancasila (PMP) juga diterapkan untuk menanamkan sikap patuh kepada negara dan pemimpin, sekaligus mematikan ruang bagi pemikiran kritis yang dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas negara. Namun, pada praktiknya, “penghayatan” terhadap Pancasila seringkali berakhir pada kewajiban untuk menghafal nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, musyawarah, dan keadilan sosial. Kegiatan-kegiatan ini lebih sering diucapkan daripada dilaksanakan.

Era Reformasi: Bebas tapi Tanpa Pegangan
Setelah tahun 1998, semangat kebebasan membawa banyak harapan. Pancasila tidak lagi diwajibkan sebagai asas tunggal, penataran P4 dihapus, ruang-ruang publik dibuka untuk diskusi dan ekspresi yang lebih luas. Namun, bersamaan dengan itu, Pancasila seolah kehilangan “rumahnya.” Ia tidak lagi dijadikan sebagai dasar berpikir bersama, melainkan menjadi hiasan dalam dokumen resmi dan pidato-pidato kenegaraan.

Dalam keadaan ini, masyarakat menghadapi kekosongan nilai dan tujuan, yang berakibat pada munculnya perilaku yang menyimpang, seperti radikalisme, intoleransi, dan tindakan destruktif lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Kondisi ini menimbulkan sebuah pertanyaan: siapakah yang bertanggung jawab untuk merawat dan menghidupkan Pancasila dalam masyarakat yang semakin kompleks? Tanpa tindakan kolektif untuk menanamkan nilai-nilainya, Pancasila dapat berpotensi menjadi simbol yang tidak lebih dari formalitas belaka. Dalam situasi arus ideologi global dan meningkatnya polarisasi politik, keberadaan Pancasila sebagai panduan moral dan etika masyarakat semakin dibutuhkan.

Peran BPIP
Saat ini, tafsir Pancasila kembali menjadi bahan perdebatan. Pemerintah mendirikan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk menghidupkan nilai-nilai dasar bangsa. Lembaga ini tidak hanya membuat pedoman untuk pembinaan ideologi, tetapi juga memastikan agar kebijakan dan peraturan dari pusat hingga daerah tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai bagian dari upaya tersebut, BPIP bekerja sama dengan Mahkamah Konstitusi untuk menafsirkan Pancasila dalam perspektif hukum dan pemerintahan, sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman antara kedua lembaga (MKRI, 2023)

Dilansir dari laman medcom.id, menurut mantan Rektor UIN, Komaruddin Hidayat, BPIP di masa depan harus dapat mengemukakan suara-suara kritis ketika kalangan intelektual dan dunia kampus tidak bersuara. BPIP harus berperan sebagai agen moral ketika terjadi penyimpangan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila.

Menuju Pancasila yang Dihidupi, Bukan Dimonopoli
Apabila Pancasila benar-benar menjadi milik semua, maka setiap pihak harus memiliki kesempatan untuk menafsirkan dan menghidupkannya. Pendidikan Pancasila seharusnya bersifat reflektif. Pemerintah tidak seharusnya memonopoli Pancasila, dan rakyat tidak boleh membiarkan Pancasila hanya menjadi hiasan.

Semangat untuk menghidupkan Pancasila secara aktif dan mencegahnya hanya menjadi hiasan juga disampaikan oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra. Dilansir dari laman tanahdatar.go.id, dalam pidatonya pada Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2023, ia menjelaskan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila secara nyata dalam kehidupan masyarakat adalah kunci untuk mencapai keadilan sosial dan memperkuat persatuan bangsa.

“Pancasila bukan hanya dibaca dan didengar, namun harus dipraktikkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Eka.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila harus hadir di pasar, di meja makan, di ruang sidang, maupun di jalan, bukan hanya sebuah kutipan tahunan setiap tanggal 1 Juni.

Pancasila tidak boleh hanya berhenti di pidato atau poster peringatan hari lahirnya. Pancasila harus hadir dalam pembuatan keputusan-keputusan nyata dan berpihak pada rakyat sehingga keadilan akan terasa dalam ruang-ruang kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Pancasila dapat kembali berada di tempat asalnya, yaitu di tengah rakyat.

 

Penulis : Wulan Suciyati Maharani
Editor : Alifia Pilar Alya Hasani, Fernaldhy Rossi Armanda

 

Sumber:

Kompas.com. (2023, Juni 28). Isi pidato Soekarno 1 Juni 1945, cikal bakal lahirnya Pancasila.
https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/28/190000079/isi-pidato-soekarno-1-juni-1945-cikal-bakal-lahirnya-pancasila-

Loppies, M. (2023). Pendidikan Zaman Orde Baru: Upaya Melanggengkan Kekuasaan Soeharto. Phinisi Integration Review, 6(2).

Wicaksono, R. (2015). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Era Reformasi Dalam Mencegah Berkembangnya Tindak Radikalisme. Jurnal Polinter: Kajian Politik dan Hubungan Internasional, 1(2).

Nugroho, A. A. (2021). Peran Lembaga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Dalam Pembinaan Pancasila Ditinjau Dari Maqashid Al-Syari’ah (Bachelor’s thesis, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Wahid, D. N. (2023). Judicial Partner: Aktualisasi Nilai Pancasila Terhadap Pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 3(1), 57-69.

Tanahdatar.go.id. (2023, Juni). Bupati Eka Putra : Pancasila Bukan Hanya Untuk Dibaca dan Didengar, Namun Harus Dipraktikkan dan Diaktualisasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari.
https://tanahdatar.go.id/berita/bupati-eka-putra-pancasila-bukan-hanya-untuk-dibaca-dan-didengar-namun-harus-dipraktikkan-dan-diaktualisasikan-dalam-kehidupan-sehari-hari

Medcom.id. (2024, Agustus). BPIP Diminta Jadi Agen Moral dan Kritis saat Nilai Pancasila Dilecehkan.
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/1bVrD7Xb-bpip-diminta-jadi-agen-moral-dan-kritis-saat-nilai-pancasila-dilecehkan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (2023, Mei). MK Teken Nota Kesepahaman dengan BPIP Terkait Internalisasi Nilai Pancasila.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18252&menu=2

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

news-1312

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

mahjong ways 2

JUDI BOLA ONLINE

maujp

maujp

12021

12022

12023

12024

12025

12026

12027

12028

12029

12030

12031

12032

12033

12034

12035

20021

20022

20023

20024

20025

20026

20027

20028

20029

20030

20031

20032

20033

20034

20035

30021

30022

30023

30024

30025

30026

30027

30028

30029

30030

30031

30032

30033

30034

30035

80001

80002

80003

80004

80005

80006

80007

80008

80009

80010

80011

80012

80013

80014

80015

80016

80017

80018

80019

80020

80021

80022

80023

80024

80025

80026

80027

80028

80029

80030

9041

9042

9043

9044

9045

80031

80032

80033

80034

80035

80036

80037

80038

80039

80040

80041

80042

80043

80044

80045

11035

11036

11037

11038

11039

11040

11041

11042

11043

11044

30036

30037

30038

30039

30040

30041

30042

30043

30044

30045

80046

80047

80048

80049

80050

80051

80052

80053

80054

80055

80056

80057

80058

80059

80060

80061

80062

80063

80064

80065

12036

12037

12038

12039

12040

12041

12042

12043

12044

12045

12046

12047

12048

12049

12050

20036

20037

20038

20039

20040

20041

20042

20043

20044

20045

20046

20047

20048

20049

20050

30046

30047

30048

30049

30050

30051

30052

30053

30054

30055

30056

30057

30058

30059

30060

80066

80067

80068

80069

80070

80071

80072

80073

80074

80075

80076

80077

80078

80079

80080

80081

80082

80083

80084

80085

80086

80087

80088

80089

80090

80091

80092

80093

80094

80095

30081

30082

30083

30084

30085

30086

30087

30088

30089

30090

80096

80097

80098

80099

80100

80101

80102

80103

80104

80105

80106

80107

80108

80109

80110

80111

80112

80113

80114

80115

80116

80117

80118

80119

80120

80121

80122

80123

80124

80125

80126

80127

80128

80129

80130

80131

80132

80133

80134

80135

news-1312