Humaniora

Unpad Hejo: Program Kerja Ajak Kema Unpad Peduli Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan kenyamanan tempat tinggal. Lingkungan yang bersih, sehat, serta terawat akan berdampak baik terhadap ekosistem di sekitarnya. Melihat urgensi akan isu lingkungan terutama di…

Read More

Eksplora, Upaya Pelestarian Orang Utan Sumatra oleh Mahasiswa

Eksplorasi Nusantara (Eksplora) adalah program kerja kolaborasi Departemen Pengabdian Masyarakat dan Departemen Lingkungan Hidup BEM Kema Unpad. Hadirnya Eksplora bertujuan untuk menjadi wadah kolaborasi mahasiswa Unpad yang punya ketertarikan dan…

Read More

Mengembangkan Potensi Diri dengan Mengikuti Lomba

Pada dunia perkuliahan, banyak cara yang bisa ditempuh untuk berprestasi serta mengembangkan potensi diri. Salah satunya adalah dengan berpartisipasi dalam perlombaan. Berbagai manfaat seperti mengukur kemampuan diri, pengalaman, hingga insentif…

Read More

AKSIOMA, Ajang Lomba Menulis Resensi Buku yang Terinspirasi Permainan asal Jepang

Warta Kema – 24 April lalu, Himpunan Mahasiswa Perpustakaan dan Sains Informasi Fikom Unpad bersama Pusat Pengelolaan Pengetahuan, Direktorat Pendidikan dan Internasionalisasi, Universitas Padjadjaran menyelenggarakan webinar Penulisan Resensi Buku melalui…

Read More

Wacana Kuliah Tatap Muka: Sudah Siapkah Kita?

Beberapa waktu lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  menargetkan perkuliahan tatap muka dapat dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Kebijakan ini menuai beragam tanggapan di kalangan mahasiswa. Kesiapan dari para…

Read More

Comblangin Inovasi, Program Segar Rangkul Inovasi Kema Unpad

Seiring berkembangnya teknologi dan zaman, berbagai inovasi bermunculan guna menjawab tantangan demi tantangan. Segala aktivitas dan hal yang berkaitan dengan kehidupan nyaris selalu berhubungan dengan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan pun…

Read More

Epicentrum merupakan ajang festival komunikasi inisiasi Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya sejak 2016. Sempat absen digelar pada tahun lalu, tahun ini Epicentrum kembali hadir dengan sejumlah penyesuaian. Yang menarik, langkah berbeda diambil tahun ini. Setelah melalui berbagai pertimbangan, hajat Epicentrum kini mulai merambah ke tingkat Internasional lewat salah satu cabang mata lomba Padjadjaran Public Relation Fair (PPRF), yakni Public Relations Student Forum (PRSF). Hasna Fithriyah, Project Officer Epicentrum 2021 mengatakan rencana mendorong Epicentrum ke tingkat Internasional sejatinya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Kondisi yang serba online saat ini semakin memudahkan untuk mengundang peserta internasional karena tidak terkendala lokasi dan waktu. “PRSF sendiri dipilih karena model lombanya memungkinkan untuk naik tingkat ke level Internasional. Selain itu, tahun-tahun sebelumnya pun mata lomba ini juga sudah pernah diikuti oleh peserta dari luar negeri,” jelas Hasna kepada Warta Kema. Epicentrum sendiri terdiri dari enam mata lomba lainnya yang meliputi Mediation, Ideation, Parade Jurnalistik, Liblicious, Research Mindedness, dan Tell A Vision. Setiap mata lomba dibawahi oleh program studi berbeda yang ada di Fakultas Ilmu Komunikasi. Contohnya Parade Jurnalistik dibawahi program studi Jurnalistik. Jika pada 2019 lalu Epicentrum mengangkat tajuk ‘See the Invisible’ bertemakan kesehatan mental dengan menggandeng Kementerian Kesehatan, gelaran tahun ini datang dengan tema besar ‘Indonesia Recovery’. Lewat tema Indonesia Recovery, Hasna ingin gelaran Epicentrum kali ini bisa satu langkah di depan dengan mencoba menerawang apa yang praktisi komunikasi dapat lakukan pasca pandemi. Hasna mengklaim Epicentrum sebagai festival komunikasi terbesar dan satu-satunya yang digelar oleh universitas di Indonesia hingga tingkat internasional. Epicentrum sendiri banyak menjalin kerjasama dengan instansi besar baik itu pemerintah maupun swasta. “Walaupun dilaksanakan pada 2021, persiapan sudah dilakukan dari pertengahan tahun 2020. Jadi sebenarnya sudah mau berjalan hampir satu tahun, persiapan yang dilakukan cukup baik, kita mempersiapkan untuk pelaksanaan hybrid dan di Mei nanti akan dilaksanakan,” ujar Hasna. Setiap mata lomba memiliki juri yang ahli di bidangnya. Juri yang menjadi penilai acara Epicentrum ini sebagian besar berlatar belakang dosen dan praktisi komunikasi. Sejumlah mata lomba juga mengambil juri dari Kementrian. “Ada beberapa mata lomba yang mengundang juri dari Kementerian, salah satunya dari Kementerian Pariwisata. Ada juga dari dosen dan praktisi komunikasi,” lanjut Hasna. Gelaran puncak Epicentrum akan mulai ditapaki 3 Mei nanti dengan mengadakan berbagai gelar wicara. Para finalis telah diumumkan pada 20 April lalu dan nantinya akan memperebutkan total hadiah 80 juta rupiah. Hasna berharap lewat Epicentrum, berbagai solusi bisa hadir dan menjawab permasalahan yang terjadi saat dan pasca pandemi, khususnya di Indonesia. “Semoga solusi-solusi yang kita hadirkan lewat Epicentrum dapat menjawab permasalahan saat ini di indonesia dan kedepannya pasca pandemi, jadi ketika pasca pandemi telah dilalui oleh masyarakat Indonesia, kita sudah punya kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan oleh praktisi komunikasi,” tutup Hasna. Reporter: Fahmy Fauzy Editor: Hatta Muarabagja

 Epicentrum merupakan ajang festival komunikasi inisiasi Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya sejak 2016. Sempat absen digelar pada tahun lalu, tahun ini Epicentrum kembali hadir dengan…

Read More