Warta Kema — Pada tahun 2021, Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Rina Indiastuti mengatakan bahwa Unpad siap menjadi kampus ramah disabilitas. Namun, hingga saat ini masih terdapat beberapa kritik dari beberapa mahasiswa penyandang disabilitas dan pegiat hak disabilitas terkait fasilitas Unpad. Menanggapi kritik tersebut, Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad Boy Yoseph menjelaskan upaya universitas dalam memenuhi hak mahasiswa difabel melalui wawancara dengan Warta Kema (03/05).
Boy, dalam wawancara dengan Warta Kema (03/05), mengakui bahwa pihak universitas masih melakukan pemetaan terkait jumlah mahasiswa difabel di Unpad.
“Waktu awal kita belum tahu kriteria untuk disabilitas itu apa saja, yang kita tahu itu hanya yang secara fisik. Mungkin awalnya yang kita coba itu sekitar sepuluh orang. Namun, setelah mendapatkan wawasan dari UNESCO dan satgas, kemungkinan mahasiswa difabel jauh lebih banyak daripada itu,” tutur Boy.
Rektorat menanggapi kritikan dari mahasiswa difabel dengan menyediakan fasilitas secara bertahap, tetapi cukup lambat prosesnya. Misalnya saja untuk Juru Bahasa Isyarat (JBI) baru ada pada tahun 2023, begitu juga dengan dibentuknya satuan petugas (satgas) difabel.
“Kemarin rektorat juga sudah membentuk tim satgas untuk memfasilitasi mahasiswa difabel dan mencari benchmark universitas lain berdasarkan pengalaman mereka untuk memfasilitasi mahasiswa difabel. Kita juga merekrut JBI dan alhamdulillah sekarang sudah terfasilitasi serta kita juga mendapatkan hibah dan pendanaan dari British Council dalam rangka bekerja sama dengan Glasgow Caledonian University untuk memfasilitasi semuanya,” kata Boy dalam menjelaskan upaya apa saja yang telah dilakukan oleh rektorat.
Sehubungan dengan fasilitas di Unpad, pihak rektorat mengakui bahwa fasilitas untuk disabilitas belum merata, seperti keberadaan jalan landai untuk wheelchair yang baru ada di beberapa fakultas saja. Namun, hal tersebut telah masuk ke dalam rencana rektorat untuk mengadakan fasilitas ramah disabilitas.
“Itu kita rencanakan per tahunnya untuk berapa fakultas, misalnya tahun ini tiga fakultas dan disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing fakultas,” tutur Boy.
Boy mengatakan bahwa tahun ini juga terdapat rencana bahwa Universitas Padjadjaran akan membangun Unit Layanan Terpadu (ULT) khusus Disabilitas sesuai dengan instruksi dari kementerian.
“Untuk ULT mudah-mudahan di tahun ini. Sekarang sudah mulai tergambar apa saja yang dikerjakan terlebih dahulu,” tutup Boy dalam wawancaranya bersama Warta Kema.
Reporter : Dippo Alam Satrio
Editor : Luh Muni Wiraswari, Zulfa Salman
Fotografer : Sahda Annisa