Uji Publik PO Prabu 2023: Nomor 1 atau 2, Siapakah yang Terbaik?

Loading

(Uji Publik Calon Project Officer Prabu 2023, sumber: YouTube BEM Kema Unpad)

Jatinangor, Warta Kema- Departemen Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (KPSDM) BEM Kema Unpad melaksanakan Uji Publik Calon Project Officer (PO) Penerimaan Mahasiswa Baru Unpad 2023 (Prabu) pada Minggu (02/04) pukul 13.00 s.d. 16.35 WIB. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Gedung Multimedia, Fakultas Pertanian, dan disiarkan langsung pada kanal Youtube BEM Kema Unpad.

Acara dibuka dengan sambutan Kepala Departemen KPSDM Azza Guntara dan Ketua BEM Kema Unpad Haikal Febriansyah. Setelah itu dilanjut pemaparan grand design dari kedua calon PO Prabu. Diawali Rahmandhana Safirdaus Al-Rasyid sebagai calon nomor urut 1, kemudian dilanjutkan Raden Dzulfikar selaku calon nomor urut 2. 

Rahma selaku calon PO Prabu tahun 2023 membawa suatu program unggulan yaitu ‘Satu Bagian Untuk Satu Padjadjaran’ yang berarti setiap pribadi memiliki satu bagian diri sendiri untuk menjadi bagian dari Universitas Padjadjaran dengan inovasi konten Road to One Padjadjaran.

Sementara itu, calon PO Prabu nomor urut 2, Fikar membawa program andalannya, yakni Warna Padjadjaran, Cinta dalam Tinta dengan inovasi konten yang dipaparkan Lukis Cita Padjadjaran, Cangehgar-Carita Padjadjaran, Nenjrag Bumi Padjadjaran (Welcoming Ceremony), Suante Gema Padjadjaran serta Lawung Hiji Padjadjaran (Student Festival).

 

Unpad sedang Melakukan Banyak Pembangunan, Apakah Sentralisasi Venue Acara Efektif Mengingat Jumlah Mahasiswa Baru yang Hadir dapat Menyentuh Angka 8.500 Orang

 

Universitas Padjadjaran sedang melakukan pembangunan dalam wilayah kampusnya. Mengingat Prabu akan dilaksanakan secara luring, jumlah mahasiswa baru (maba) yang akan hadir sangat banyak, sehingga diperlukan lokasi yang cukup untuk menampung seluruh maba dan panitia. Penggunakan venue Gor Jati menjadi opsi utama kedua calon PO dengan menyebut bahwa sentralisasi peserta di satu tempat akan mengefisiensi keberlangsungan acara. Namun, mengingat kondisi Gor Jati yang hingga kini belum dibuka, menjadi pertanyaan bagi para Kema, apakah venue yang dipilih sudah menjadi pilihan yang paling tepat?

 

Rahma memberi opsi kedua, yaitu penggunaan Lapangan Merah dan Lapangan PPBS yang berarti akan ada desentralisasi peserta. Hal ini bertolak belakang dengan jawaban pertama yang mengatakan bahwa sentralisasi menjadi prioritas utama dari rencananya. Fikar pun memberi opsi kedua, yaitu lapangan di depan rektorat, pertanyaannya apakah Lapangan Rektorat Unpad cukup untuk menampung seluruh peserta?

 

Kupas Tuntas Kesiapan Calon PO Prabu dalam Sesi Question and Answer (QnA)

 

Pada sesi QnA terbuka lebih beragam pertanyaan yang ditujukan kepada kedua calon. Sesi ini dibuka dengan pertanyaan mengenai makna kaderisasi dan orientasi, serta siapa yang ditargetkan pada kaderisasi tingkat satu ini. Jawaban kedua calon PO adalah target utama dari kaderisasi tingkat satu akan fokus pada maba. Namun, panitia harus memahami terlebih dahulu apa itu Prabu sebelum mereka menjelaskannya ke maba.

 

Pertanyaan selanjutnya mengenai masyarakat seperti apa yang ditargetkan dalam kegiatan Prabu 2023  serta bagaimana penyelesaian perspektif berbeda panitia dan internal? Tentunya masyarakat umum menjadi jawaban kedua calon PO dan pula untuk perbedaan pandangan akan dilakukan dengan forum diskusi. 

 

Masih berkait dengan masa orientasi, pertanyaan selanjutnya diajukan. Bagaimana panitia tersebut memiliki pandangan yang sama tentang Prabu? Terutama fasilitator yang berhubungan langsung dengan maba? Rahma berpendapat bahwa kaderisasi ialah pelatihan untuk panitia agar mempunyai pengetahuan umum yang berfokus pada self development, adanya rapat divisi dan departemen yang menyamakan untuk mengurangi miss perspektif. 

 

Berkaitan dengan nilai GBHPK, bagaimana dengan nilai-nilai yang tidak berkaitan. Rahma berpendapat bahwa inovasi “Road to One Padjadjaran” sesuai nilai GBHPK ke-Unpad-an yang memuat budaya RESPECT, budaya dan sejarah Sunda. Untuk nilai yang tidak berkait, apabila tidak mencoreng nilai GBHPK akan dipertimbangkan dan didiskusikan. Selaras dengan itu, Fikar menempatkan nilai ke-Unpad-an dalam cerita padjadjaran, budaya RESPECT, dan nilai lain seperti nilai sosial pada konten dan festival. 

 

Pertanyaan berlanjut pada perencanaan, pembangunan relasi dengan pihak terkait, penelaahan dan pengesahan aksi atas evaluasi Prabu tahun 2022, teknis pelaksanaan yang disusun, dan cara menanggapi isu-isu politik yang mungkin terjadi. Rahma  menolak tegas hal yang berbau politik pada penyelenggaraan Prabu dengan melakukan diplomasi pada pihak yang bersangkutan. Hal tersebut senada dengan Fikar. 

 

Pertanyaan terakhir berkait dasar keharusan mereka terpilih menjadi PO Prabu sekaligus menjadi closing statement dari setiap calon. Fikar menjawab, “Pemimpin yang baik berkait dengan decision making, time management, dan kemampuan kepemimpinan lainnya. Namun, kepemimpinan juga berkait dengan permasalahan hati dan chemistry yang hanya bisa dirasakan oleh kepanitiaan Prabu 2023 dan tahun-tahun sebelumnya. Saya memiliki hati yang tulus untuk Prabu 2023 menjadi sebab saya harus dipilih menjadi PO Prabu 2023.” 

 

Rahma menyampaikan hal yang lain, “Ide-ide saya yang kreatif bisa diimplementasikan dan banyak inovasi yang akan diadakan dalam Prabu 2023. Terakhir, siapapun PO Prabu akan tetap menjadi ajang pembuka awal yang baik bagi maba di Unpad”.

 

Setelah mengenal calon PO Prabu dan mendengarkan jawaban yang dihaturkan, menurut Sobat Warta siapakah yang layak menjadi PO Prabu 2023? 

 

Reporter: Dila Nur Latif, Anisa Dwi Putri

Editor: Roby Septiyan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *