Dari Lahirnya ASEAN Sampai Era MEA: Hal Yang Harus Kita Lakukan Dalam Menghadapi MEA

mea
(Asean Economic Community. Sumber: freepik.com)

“Satu Visi, Satu Identitas, Satu Masyarakat”

Halo sobat warta! Bila mendengar motto di atas apa yang kalian ingat? Motto tersebut adalah motto dari organisasi yang lahir tepat pada hari ini di tanggal 8 Agustus. Ya, apalagi kalau bukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau yang biasa kita dengar sebagai ASEAN.  

Pada tahun ini ASEAN merayakan ulang tahunnya yang ke-54. Dengan begitu sudah panjanglah perjalanan organisasi regional ini dalam membangun Kawasan Asia Tenggara. kelahiran organisasi ini pastinya bukanlah tanpa sebab. Lewat deklarasi Bangkok, ASEAN memiliki satu tujuan utama yaitu: memajukan perekonomian, sosial, dan budaya di kawasan Asia Tenggara. Kini semakin bertambahnya umur, ASEAN telah menggaungkan berbagai program-program yang dijalankan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. 

Tentu bila kita menelisik motto ASEAN, kita akan ditampakan dengan jargon “satu masyarakat”. Tahu tidak Sobat Warta kalau hal tersebut akhirnya sudah ada di depan mata kita. Tujuan tersebut telah tertuang lewat blueprint jangka panjang yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN atau biasa disebut sebagai MEA. 

MEA merupakan sebuah gagasan dari para pemimpin kita mengenai sebuah integrasi ekonomi di kawasan regional Asia Tenggara yang akan menjadikan kita seakan-akan satu masyarakat dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Setiap negara ASEAN akan memangkas batas teritorinya untuk sebuah pasar bebas yang nantinya hal tersebut diharapkan akan menciptakan pembangunan ekonomi yang merata dan teratasinya masalah kesenjangan. Gagasan ini sudah mulai disepakati oleh para pemimpin ASEAN untuk mulai diimplementasikan pada tahun 2015. 

Jadi Seperti Apa MEA Itu?

Jadi secara singkatnya gagasan MEA ini melahirkan sebuah liberalisasi perdagangan antar negara-negara ASEAN dengan cara membentuk sebuah sistem perdagangan yang bebas antar setiap negara di Asia Tenggara sehingga akan menciptakan sebuah pasar tunggal. 

Dengan adanya pasar tunggal maka aliran barang, jasa, dan tenaga kerja terbuka secara mudah di kawasan regional Asia Tenggara. Oleh karena itu, MEA memudahkan satu negara menjual barang dan jasanya ke negara lain di Asia Tenggara. Lantas dengan keadaan seperti itu, apa sih pengaruhnya bagi kita sebagai mahasiswa?

Apa Pengaruh MEA Bagi Kita?

Pastinya banyak dari Sobat Warta yang bertanya-tanya akan hal tersebut. Tentu kita sebagai mahasiswa haruslah kritis dalam melihat sebuah fenomena. Sebagaimana yang sudah diulas di atas kita dapat menyimpulkan bahwa gagasan MEA ini menginginkan sebuah tatanan masyarakat yang satu dalam hal pasar bebas. Pasar bebas ini bukan hanya menstimulasi transfer sumber daya alam antar negara, tetapi juga sumber daya manusia.

Maka hal yang akan kita hadapi sebagai seorang mahasiswa adalah semakin kompetitifnya dunia ketenagakerjaan. Dengan diterapkannya MEA, tenaga kerja di kawasan Asia Tenggara akan terbuka dengan lebar yang menyebabkan seluruh tenaga kerja dari berbagai negara di ASEAN lebih mudah berlalu lalang di negara kita. 

Apa Yang Harus Kita Lakukan?

Keberadaan MEA menjadi tantangan nyata bila kita tidak mempersiapkan diri untuk beradaptasi dan bersaing di masyarakat yang lebih global. Maka dari itu, mempersiapkan diri dalam menyambut MEA seperti menghadapi ujian praktik. Kita butuh taktik simpel yang dapat kita kembangkan dalam rangka menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN, seperti: 

Komunikasi Lintas Budaya

Dengan semakin menipisnya batas-batas antar bangsa, tentu komunikasi menjadi aspek yang penting dalam berkehidupan. Khususnya terhadap penguasaan Bahasa dan pemahaman terhadap budaya asing. Tentu dengan semakin borderless-nya ASEAN, kita harus mempersiapkan diri dengan kecakapan dalam penguasaan Bahasa asing. Mudah saja mulai dari Bahasa Inggris! Tentu tanpa kemampuan penguasaan Bahasa asing kita akan kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan kerja yang semakin heterogen latar belakang bangsanya.

Literasi Digital

Mengembangkan pemahaman terhadap penggunaan media digital baik untuk keperluan sehari-hari atau untuk menunjang karir, kini merupakan suatu hal yang sangat penting. Berbagai role dalam pekerjaan kini menuntut kita untuk memahami penggunaan teknologi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Tentu bila kita kudet atau kurang update dalam persoalan digital, kita akan kesulitan beradaptasi dalam lingkungan kerja yang sudah serba digital ini.

Profesionalisme dan Kepemimpinan

Profesionalisme dan kepemimpinan merupakan sebuah sikap yang harus dimiliki oleh mahasiswa di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kedua hal tersebut akan menjadi modal kita dalam mendapatkan kepercayaan dari pihak lain karena keterampilan profesionalisme dan kepemimpinan dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan kita.

Keterampilan profesionalisme dan kepemimpinan tentunya dapat kita mulai latih dari sekarang. Tidak perlu jauh-jauh, organisasi kemahasiswaan, pelatihan kepemimpinan, kepanitiaan, dan sejenisnya dapat membantu kita dalam menumbuhkan sikap profesionalisme dan kepemimpinan. 

Nah kira-kira begitu Sobat Warta, perlu kita ketahui bahwa salah satu dampak yang diharapkan dari hadirnya MEA adalah terciptanya lapangan pekerjaan sehingga kesenjangan ekonomi diantara negara-negara ASEAN dapat berkurang. Maka dengan hadirnya MEA janganlah kita melihat hal tersebut sebagai ancaman, tetapi bangunlah pandangan yang lebih konstruktif sehingga MEA pun akhirnya bukan hanya menjadi tantangan namun juga peluang.

Yuk mari membangun negeri ini dengan mulai mengembangkan kualitas diri!

Penulis: Elang Permana Hakim

Editor: Alya Fathinah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *