Jatinangor, WARTA KEMA – Saat ini, masa pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Padjadjaran semester genap tahun akademik 2021/2022 periode Juli-Agustus 2022 sedang berlangsung. KKN dilaksanakan mulai Senin (04/07) hingga Kamis (04/08) mendatang.
Dilansir dari unpad.ac.id, sebanyak 2.951 peserta KKN dan 200 dosen pendamping lapangan (DPL) terdaftar, mengikuti KKN dalam tiga skema berbeda, yakni KKN Integratif Hibah Riset Unpad, KKN PPM Integratif dengan Literasi Digital, dan KKN Bulan Imunisasi Anak Nasional Integratif (BIAN) dengan Literasi Digital. Pemilihan skema ini dipilih atas kesepakatan kerjasama Universitas Padjadjaran dengan beberapa pihak seperti Kementerian Informasi dan Komunikasi RI (Kominfo RI) serta UNICEF (United Nations Children’s Fund).
Sebelum mengikuti KKN, para mahasiswa terlebih dahulu mendaftarkan diri dan memilih tema penelitian serta metode KKN yang diinginkan yakni daring (online), luring (offline) atau hybrid. Setelah mendapat persetujuan dari DPL, barulah masing-masing mahasiswa resmi menjadi peserta KKN periode Juli-Agustus.
Salah satu peserta KKN daring, Fareez Eldacca mengatakan kepada Warta Kema bahwa tidak ada perbedaan administrasi antara KKN daring dengan KKN luring.
“Sama kok (administrasinya). Kita (peserta KKN) memilih tema penelitian di satu laman, SIAT Unpad, baik daring maupun luring di situ. Bedanya, ada tulisan antara daring ataupun luring. Jadi, kita harus teliti waktu mau pilih tema (KKN),” tutur Fareez pada Kamis (21/07).
Fareez juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa tema penelitian yang diangkat pada KKN daring kali ini. Salah satunya, tema kelompoknya yang berjudul “Pelatihan Tenaga Medis Puskesmas dalam Deteksi dan Tata Laksana Struma Tiroid.” Dibantu oleh DPL, kelompok Fareez bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk mengadakan sosialisasi kepada tenaga medis dan beberapa puskesmas mengenai penyakit gondokan melalui webinar yang dilaksanakan Jumat (29/07).
“Di sini program kita adalah membuat suatu bentuk sosialisasi atau pengajaran mengenai gangguan tiroid dengan sasarannya adalah tenaga medis puskesmas melalui kegiatan webinar. Di sini dosen berperan mengarahkan lingkup dan perencanaan. Dosen (Pendamping Lapangan) aku berperan menjadi jembatan antara mahasiswa dengan target webinar kita (tenaga kesehatan),” ujar Fareez.
Serupa dengan penuturan Fareez, salah satu peserta KKN Luring, Alya Fathinah juga mengungkapkan peran penting DPL sebagai jembatan peserta KKN dengan pihak eksternal. Pada kelompok Alya, DPL membantu mereka dalam menghubungi kepala desa sebelum penyuluhan dilakukan.
“Dosen pendamping lapangan tugasnya membimbing kita di tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kebetulan dosen (pendamping lapangan) aku punya kenalan petani di Desa Nagreg Kendan (lokasi KKN). Terus, kita waktu survei ke petani dan kantor desa bareng dosennya juga untuk perizinan dan lain sebagainya,” ungkap Alya pada Kamis (21/07).
Berbeda dengan Fareez, Alya melaksanakan KKN secara luring. Alya mengaku bahwa penerapan protokol kesehatan di lapangan kurang optimal meskipun di awal KKN luring, pihak kampus telah mengimbau para peserta KKN dan DPL untuk tetap menjaga penerapan protokol kesehatan.
“Untuk prokes (protokol kesehatan) ya tergantung pada lokasinya. Di desa kurang (optimal) sih’ untuk penerapannya. Hanya saja di awal sudah diwanti-wanti untuk menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan. Pelaksanaannya, kembali pada individu masing-masing,” ungkap Alya
Pada KKN kali ini, Alya dan kelompoknya melakukan penelitian mengenai “Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Limbah Pertanian sebagai Pupuk Organik di Desa Nagreg Kendan. Sebelum menjalankan program KKN, mereka terlebih dahulu melakukan penyuluhan pada masyarakat, bersama dengan kepala desa.
“Tema (kelompok KKN) aku tentang pengolahan sampah rumah tangga dan limbah pertanian sebagai pupuk organik. Kemarin kita sudah melakukan penyuluhan ke para petani di sini. Penyuluhannya buka hanya berupa materi, tetapi juga berupa produk komposnya langsung. Nah makanya, kita tunggu dulu seminggu untuk lihat kira-kira berhasil atau engga si komposnya,” ujar Alya.
Selain melakukan penelitian dan penyuluhan, Alya mengaku bahwa KKN Luring juga membuat ia dan kelompoknya turut berpartisipasi secara langsung dengan kegiatan masyarakat desa.
“Kalau luring lebih banyak terjun ke masyarakat. Bukan hanya mengurusi KKN tema kelompok kita, tapi juga diminta bantuan sama kepala desa. Kita sering ke desa buat bantu-bantu seperti kalau ada lomba, senam, atau hanya menonton pertandingan sepakbola.”
Reporter: Khansa Nisrina Pangastuti, Lolita Asti Setyaningtyas
Penulis: Khansa Nisrina Pangastuti, Lolita Asti Setyaningtyas
Editor: Disma Alfinisa