Lewat film “Shawshank Redemption” Kita Belajar Arti Penting Waktu, Kegigihan, dan Keberanian Dalam Hidup

Review Shawnsank
(sumber foto: wallpaperaccess.com)

The Shawshank Redemption adalah sebuah film inspiratif yang dirilis tahun 1994, diangkat berdasarkan novel Stephen King “Different Seasons” serta ditulis dan disutradarai oleh Frank Darabont. Film ini diperankan oleh sejumlah artis ternama, seperti Tim Robbins (Andy Dufresne), Morgan Freeman (Red), Bob Gunton (Warden Norton), William Sadler (Heywood), dan lain-lain.

Bagi Sobat Warta yang merupakan seorang ‘cinemaphile’, tentunya sudah familiar dong dengan film ini. The Shawshank Redemption menjadi salah satu film yang berhasil meraih kategori “Best Movies of All Time”. Hal ini terbukti dengan pencapaian-pencapaian yang ada, dinominasikan untuk tujuh kategori Academy Awards dan menjadi film dengan peringkat nomor satu dalam daftar Top 250 IMDB dengan rating yang dicapai begitu tinggi yaitu 93.

Walaupun berdurasi cukup panjang yakni selama 2 jam 22 menit, ditambah latar penjara memunculkan suasana gelap nan dingin yang menggambarkan kehidupan para tahanan di balik jeruji, tetap dapat membuat para penonton tersihir akan tiap adegan cerdas yang ditampilkan melalui film yang disutradarai oleh Frank Darabont ini. Secara garis besar, film ini menceritakan pengalaman seorang bankir terkenal Andy Dufresne yang harus mendekam di penjara Shawshank di Maine pada tahun 1947 atas tuduhan kasus pembunuhan istri dan selingkuhannya. Selama 19 tahun masa tinggalnya di penjara Shawshank, film ini mengeksplorasi hubungan antar tahanan, kebrutalan di balik jeruji besi, hingga beragam tantangan yang menguji psikis dan mental diri.

Film ini mengandung banyak muatan pesan moral dan menjadi pembukti bahwa film bukan hanya media hiburan semata, tetapi juga sebagai “eye opening” tool tentang apa yang penting dalam hidup, keadilan, dan banyak topik lainnya.

Berikut beberapa pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari film ini, yuk simak dengan baik, Sobat Warta!

1. Jangan Pernah Berhenti Bermimpi & Berharap

“Remember Red, hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies.” — Andy Dufresne.

Meski berada di titik terendah, di balik jeruji besi dan diperlakukan secara tidak manusiawi, hal itu tidak berarti bahwa manusia sudah tidak bisa memiliki apapun lagi. Hal ini diwujudkan oleh karakter Andy yang bersikukuh dan tidak pantang menyerah, bahkan saat berada dalam penjara yang terkenal kejam. Andy tidak putus asa ketika Red, rekan tahanannya, mengatakan padanya bahwa harapan adalah hal yang berbahaya, sebaliknya, ia selalu bergantung pada mimpi dan harapannya—yaitu agar segera keluar dari penjara dan menjalani kehidupan bebas yang menjadi haknya. Selama masa kelamnya mendekam di penjara, ia selalu berharap dan bersabar tanpa peduli betapa mustahilnya hal tersebut untuk terjadi, ia percaya bahwa setiap manusia masih memiliki suatu hal yang tidak dapat orang lain renggut maupun sentuh, yaitu harapan.

Sama halnya dalam kehidupan, sering kali kita merasa berada di titik terendah hidup, merasa kecewa dan gagal ketika sesuatu yang buruk datang dalam hidup, membuat kita kehilangan motivasi dan enggan melakukan sesuatu. Nyatanya, fase ini juga pastinya dialami banyak orang, dengan tentunya beragam alasan. Akan tetapi, perlu kamu ingat, bahwa fase ini pasti berlalu dan tetaplah fokus dengan pendirian dan tujuanmu, coba lagi. Jangan pernah takut dengan kegagalan. Bermimpilah segila mungkin, selagi itu gratis.

2. Kegigihan Adalah Kekuatan & Kunci Keberhasilan

Andy membuktikan pepatah “kegigihan adalah kunci keberhasilan”. Setelah mendapat izin membangun perpustakaan untuk penjara, Andy beratus-ratus kali mengirimkan surat permohonan dana untuk proyek perpustakaan pada pemerintah negara bagian selama enam tahun. Meski tak direspon dan telah dinasihati rekan tahanannya untuk berhenti, bukannya menyerah, tapi Andy tetap melanjutkan untuk mengirim surat dua kali tiap minggunya hingga akhirnya pemerintah negara bagian memberi dana 500 dolar setahun untuk inovasi perpustakaan, ditambah donasi buku bekas dan barang lainnya dari perpustakaan daerah.

Selain itu, ia juga menggali dan membuat terowongan melalui selnya selama sembilan belas tahun dengan bantuan palu batu kecil pemberian Red, tanpa memberitahu siapapun tentang hal itu. Tembok penjara yang tampak mustahil untuk ditembus dan diperkirakan butuh waktu ratusan tahun untuk ditembus, dapat diselesaikan Andy dalam waktu kurang dari dua puluh tahun.

Dari sini kita belajar bahwa kesuksesan tidak diraih dalam sehari, seperti mitos pendirian Candi Roro Jonggrang yang dibangun dalam waktu semalam. Sukses adalah hasil dari banyaknya waktu siang dan malam yang dihabiskan untuk melakukan uji coba dan berjuang. Kegigihan diri menunjukkan pada kita cara untuk keluar dari tempat tergelap kita. Perlu diingat, bahwa sukses akan dicapai oleh mereka yang menghadapi rintangan, bukan meringkuk menjauh darinya. Intinya, kamu jangan cepat menyerah jika belum sukses, kalau menyerah selesailah sudah.

3. Manfaatkan Waktu Sebaik-Baiknya

Andy menjadi tahanan bertahun-tahun lamanya. Akan tetapi, selama terdekap dalam penjara dan dihadapkan dengan beragam tantangan, alih-alih putus asa dan depresi, ia lebih memilih untuk menggunakan hari-harinya luangnya untuk berbuat positif, dimana ia mengubah perpustakaan penjara yang usang menjadi unit fungsional yang mana semua orang dapat membaca dan menelusuri buku, selain itu ia juga membantu rekan-rekan tahanannya dengan cara mengajari mereka membaca, menulis, hingga mendapatkan ijazah sekolah menengah.

Melihat kondisi kita saat ini, sering kali kita gunakan waktu luang bukan untuk hal yang bermanfaat, melainkan hal yang membuat kita merugi. Pepatah “Time is money” dari Benjamin Franklin menyadarkan kita mengenai pentingnya menghargai arti waktu dan bisa membentuk diri menjadi lebih produktif dan disiplin.

Dalam satu hari, kita sama-sama memiliki waktu 24 jam yang sama bukan? Tetapi dalam kurun waktu 24 jam itu, kembali lagi pada bagaimana seseorang memilih untuk menghabiskannya. Waktu terus berjalan dan tidak bisa diputar kembali, jadi jangan sia-siakan waktumu, lakukan kegiatan bermanfaat yang bisa memunculkan peluang-peluang besar bagi diri sendiri dan sekitar. “Get busy living or get busy dying!”.

4. Suarakan Kebenaran

Setelah Andy menjadi kaki tangan kepala sipir penjara, kepala sipir itu menginginkan Andy untuk mendepositokan uang dan harta yang dimilikinya dengan tujuan menghindari pajak. Suatu ketika Andy menolak permintaan tersebut, penolakan itu akhirnya membuat dirinya kembali berada dalam sel isolasi khusus yang gelap tanpa cahaya dan tidak manusiawi selama sebulan.

Terlepas dari film, perilaku korupsi memang menjadi salah satu kebiasaan di negeri ini sejak dulu. Dimana berbagai macam penyelewengan yang terjadi biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kekuasaan, mereka menyalahgunakan kekuasaan tersebut dengan menggoda dan mengorbankan orang-orang sekitarnya untuk terlibat dalam kegiatan ilegal hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri. Pejabat publik berpegang teguh pada posisi mereka, mengetahui bahwa mereka dapat memaksimalkan fasilitas dan hak istimewa saat menjabat, dan hal ini tentunya merupakan ancaman serius bagi kedaulatan rakyat yang dihormati.

Untuk turut berkontribusi menghilangkan kebiasaan buruk itu, kita bisa melakukannya dengan cara mulai berani menyuarakan kebenaran, yang tentunya dimulai dari diri sendiri. Contohnya, se-simple kita mengingatkan teman yang berbuat kesalahan, atau hebat juga jika kita turut menolong seseorang yang sedang dalam keadaan tertindas. Pepatah “katakanlah kebenaran walau itu pahit.” perlu kita pegang dan terapkan sebaik-baiknya.

Itu lah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari film “The Shawshank Redemption”, sedikit konklusi dari bahasan di atas, “berlian dimanapun akan tetap menjadi berlian. Sekalipun di kubangan lumpur, berlian tetaplah berlian.” Jika kamu saat ini berada di titik rendah, tetap yakin dan optimis dengan mimpimu, berjuang, dan terus berdoa ya. Buktikan kalau kamu layak mendapatkan tempat yang jauh lebih tinggi ketimbang kubangan lumpur tersebut.

Penulis: Dinda Elton Putri

Editor: Malika Ade Arintya

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *